Liputan6.com, Jakarta - Pesawat angkut multifungsi A400M untuk abad ke-21 mengunjungi Indonesia, tepatnya di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Selasa, 12 November 2019. Dalam acara tersebut, turut hadir juga sejumlah pejabat pemerintah dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Maritim dan Investasi, Pertamina, Kementerian Pertahanan dan TNI.
Selain dari pihak Indonesia, Duta Besar Inggris Owen Jenkins, perwakilan dari Airbus dan kedutaan asing lainnya turut menyambut kedatangan pesawat unggulan kebanggaan Inggris tersebut.
Kedatangan pesawat tersebut beriringan dengan komitmen antara Indonesia serta Inggris untuk memajukan kemitraan bilateral dalam industri pertahanan dan perdagangan.
Disebut sebagai pesawat multifungsi lantaran A400M telah melayani berbagai kegiatan kemanusiaan namun juga memenuhi segala kebutuhan militer yang diperlukan oleh berbagai negara. Tak hanya itu, A400M juga menjadi solusi bagi kebutuhan tujuh negara Eropa yang tergabung dalam OCCAR, yaitu Belgia, Prancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki dan Inggris. Sedangkan Malaysia menyusul untuk bergabung pada 2005.
Pesawat A400M dapat dikatakan sebagai armada tercanggih dari jenisnya. Hal tersebut terbukti dari beberapa fitur unggulan yang dimiliki, diantaranya mampu mengangkut muatan lebih banyak hingga 37 ton, terbang dengan lebih cepat dengan 860 km per jam serta mendarat di tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Pesawat tersebut telah berpartisipasi dalam berbagai aksi kemanusiaan di berbagai belahan dunia seperti di Karibian serta Pulau Folken. Termasuk di Indonesia ketika tsunami besar melanda wilayah Palu, Sulawesi Tengah.
Baca Juga
Advertisement
Namun tak hanya itu, pesawat ini juga menjadi sangat ideal untuk kebutuhan militer. A400M yang dapat terbang lebih tinggi dan cepat, memungkinkan pasukan untuk merespons krisis lebih cepat pula sehingga menjadikan armada ini lebih efisien daripada yang sudah ada sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Inggris Berharap RI Membeli A400M
Dengan segala keunggulan yang dimiliki oleh pesawat angkut A400M, Inggris bermaksud untuk menawarkan armada tersebut bagi Indonesia guna memenuhi kebutuhan dan keperluan militer RI.
"Pesawat ini memiliki sertifikasi untuk beroperasi di landasan pacu yang lebih kecil dan beraspal dan mampu beroperasi dalam infrastruktur yang tersedia. A400M adalah pilihan yang sempurna untuk Angkatan Udara modern saat ini dan kami berharap Indonesia tertarik untuk membeli A400M," ujar Kepala Pertahanan dan Antariksa Airbus Asia Pasifik, Johan Pelissier.
Ia juga yakin bahwa Airbus A400M dapat memenuhi kebutuhan Indonesia, baik dari taktis maupun strategis. Selain untuk membawa bantuan kemanusiaan, namun juga membawa kargo muatan besar ke wilayah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau seperti Papua.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Owen Jenkins mengatakan bahwa program ini dapat meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara.
"Pesawat angkut multifungsi seperti A400M ini menjadi kebutuhan angkatan udara, termasuk di Indonesia karena pesawat inilah yang memiliki kemampuan dan fitur-fitur yang belum dimiliki sebelumnya," jelas Dubes Owen Jenkins dalam pidato pembukanya saat menyambut kedatangan pesawat A400M di depan segenap anggota TNI AU.
Selain itu, Dubes Owen Jenkins juga percaya bahwa program ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan visi misi dalam Kabinet Indonesia Maju terkait sumber daya manusia unggul yang digagas oleh Presiden Jokowi.
Advertisement
Keputusan BUMN
Wakil Kepala Staff TNI AU, Fahru Zaini mengkonfirmasi bahwa TNI AU memiliki perencanaan strategis per lima tahun termasuk rencana pembelian pesawat angkut berat. Namun, terkait keputusan pembelian armada pesawat, tim dewan pemilih yang akan menentukan dan memutuskan spesifikasi apa yang dibutuhkan untuk keperluan RI.
"Nanti mereka punya waktu untuk memberikan presentasi di Angkatan Udara. Mereka akan membeberkan punyanya, seperti apa spesifikasinya, seperti apa operasional requirementnya dan memberikan budgetnya mungkin seperti apa. Dan nanti akan kita lihat budgeting kita," ujar Fahru Zaini ketika ditanyai mengenai kecocokan harga armada tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa program ini berkaitan langsung dengan BUMN, sedangkan TNI AU hanya akan mendukung dalam proses pengoperasiannya. Maka dari itu, dalam proses negosiasi pembelian ini pun, pihak BUMN yang akan menentukan sepenuhnya.
Fahru Zaini turut menambahkan bahwa kemungkinan besar pesawat ini akan bermarkas di Bandara Halim Perdana Kusuma jika nanti kesepakatan antara kedua pihak telah terjadi.