Investor Asing Jual Saham, IHSG Dibuka di Zona Merah

Pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG terus melemah dengan turun 6,47 poin atau 0,11 persen ke 6.173,72

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2019, 09:12 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Rabu pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, delapan sektor berada di zona merah.

Pada pra-pembukaan, Rabu (13/11/2019), IHSG melemah 3,33 poin atau 0,05 persen ke level 6.177,66. Sedangkan pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG terus melemah dengan turun 6,47 poin atau 0,11 persen ke 6.173,72.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,33 persen ke posisi 981,02. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.181,21 dan terendah di 6.170,51. Sebanyak 94 saham menguat dan 75 saham melemah. Sedangkan 132 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 18.950 kali dengan volume perdagangan 200 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 136,9 miliar.

Investor asing jual saham Rp 10,14 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.080 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, delapan sektor berada di zona merah. Sektor yang melemah paling dalam adalah aneka industri dengan turun 0,69 persen. Kemudian diikuti sektor infrastruktur melemah 0,44 persen dan sektor keuangan yang anjlok 0,23 persen.

Dua sektor yang menguat yaitu sektor pertambangan naik 0,22 persen dan sektor perkebunan yang naik 0,04 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah antara lain TGRA turun 24,88 persen ke Rp 314 per saham, WAPO turun 11,76 persen ke Rp 75 per saham, dan ETWA turun 6,32 persen ke Rp 85 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain BKSW yang naik 26,67 persen ke Rp 228 per saham, SINI naik 24,84 persen ke level Rp 382 per saham dan BIKA naik 10,38 persen ke Rp 202 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ketidakpastian Global Memanas, IHSG Diprediksi Melemah

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan di pasar saham untuk hari ini.

Penguatan indeks pada Selasa (12/11) kemarin lebih disebabkan IHSG mulai memasuki fase jenuh jual beberapa hari terakhir.

"Pasar masih dalam konsolidasi. Kami sarankan investor untuk melihat support di level 6.100 dan resistance 6.170 untuk menentuk arah indeks selanjutnya," kata dia di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Masih satu suara, Analis PT Artha Sekuritas Christoper Jordan beranggapan dari sisi eksternal indeks masih dibayang-dibayangi oleh ketidakpastian perang dagang AS-China.

Selain itu dalam risetnya juga ditemukan, IHSG kemungkinan secara teknikal akan melemah terbatas dengan ditransaksikan 6.149-6.197.

"Pergerakan diperkirakan masih akan terbatas ditengahtingginya ketidakpastian global," jelasnya.

Dari regional, sentimen bentrokan di Hong Kong, di mana seorang pengunjuk rasa ditembak pada hari Senin, telah memperdalam kekhawatiran tentang prospek pusat keuangan Asia.

Adapun selanjutnya investor akan memantau keputusan suku bunga Selandia Baru yang akan jatuh tempo pada hari Rabu dan dilanjutkan Ketua Fed Jerome Powell berpidato di Komite Ekonomi Gabungan Kongres di Washington.

Di tengah momentum pelemahan IHSG, Christoper menganjurkan agar membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood ICBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra International Tbk (ASII), serta saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sementara itu, Yuganur cenderung merekomendasikan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga saham PT Indosat Tbk (ISAT). 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya