Hillary Clinton Didesak Maju Pemilu AS 2020 Lawan Donald Trump

Hillary Clinton mengatakan bahwa dirinya berada di bawah tekanan untuk maju lagi dalam pemilu 2020.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Nov 2019, 11:58 WIB
Hillary Clinton, mantan ibu negara AS yang juga eks rival Donald Trump (AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Hillary Clinton mengatakan bahwa dirinya berada "di bawah tekanan hebat" untuk kembali maju dalam pemilihan pemimpin Gedung Putih dan kembali bersaing dengan mantan rivalnya, Donald Trump pada 2020 mendatang.

Dilansir dari BBC, Rabu (13/11/2019), mantan calon presiden usungan partai Demokrat itu menolak untuk mengesampingkan tawaran tersebut. Ia mengatakan pada BBC: "Never say never," yang mengisyaratkan bahwa dirinya tak mau melewatkan tawaran tersebut.

Sejauh ini 17 wakil Partai Demokrat sudah berlomba untuk menduduki kursi pemimpin AS pada tahun 2020.

Istri mantan presiden Bill Clinton yang kini berusia 72 tahun itu mengatakan bahwa selama ini ia selalu berpikir "presiden seperti apa dia saat ini jika menang pada pemilu 2016 lalu."

Berbicara kepada BBC Radio 5 Live's Emma Barnett saat berada di Inggris pada acara tur bukunya, Hillary ditanya apakah dia akan maju lagi pada pemilu selanjutnya. 

"Saya berpikir selama ini tentang presiden seperti apa saya akan menjadi. Saya pasti sudah melakukan hal yang berbeda dan pastinya berarti bagi negara dan dunia," ujar ibu negara AS pertama tersebut.

"Tentunya saya selalu berpikir tentang itu (maju untuk pemilu lagi). Siapapun yang menang dalam pemilu selanjutnya memiliki tugas besar untuk merapikan apa yang selama ini telah rusak," tambah Hillary.

Hillary juga menambahkan bahwa dirinya berada di bawah tekanan dari banyak pihak untuk kembali maju dalam pemilu 2020.

Namun, ia tidak menjelaskan banyak hal terkait pihak mana saja yang memberi tekanan padanya untuk mengadakan kampanye sebagai presiden untuk ketiga kalinya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Siapa Saja Saingan Donald Trump?

Donald Trump melambaikan tangan dalam kampanye perdana pencalonan dirinya dalam pemilu presiden AS 2020. (AFP Photo)

Kerentanan yang dialami oleh calon presiden paling awal, Joe Biden ternyata mendorong mantan Wali Kota New York, Michael Bloomberg untuk ikut mengambil langkah dalam proses pemilihan umum 2020.

Sedangkan, mantan Gubernur Massachussets, Deval Patrick yang merupakan kawan dekat mantan Presiden Barack Obama juga dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk ikut turut serta dalam pemilihan.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Warren dan Biden adalah yang terdepan, sementara Sanders juga merupakan pesaing yang cukup populer.

Banyak kandidat lainnya yang relatif tidak dikenal dalam lingkungan Washington D.C.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya