Khawatir Demo Kian Ricuh, Hong Kong Hentikan Seluruh Aktivitas Sekolah

Pemerintah Hong Kong terpaksa menutup aktivitas sekolah demi alasan keamanan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Nov 2019, 16:10 WIB
Seorang mahasiswa menggunakan panahan saat demonstrasi di Hong Kong (13/11/2019). Gerakan antipemerintah Hong Kong yang telah berlangsung selama lima bulan bertindak semakin keras. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Hong Kong - Semua sekolah di Hong Kong akan menangguhkan kelasnya pada Kamis (14 November), dengan alasan transportasi dan keselamatan, kata Biro Pendidikan Hong Kong pada Rabu 13 November 2019.

Dalam pernyataannya, biro tersebut sekaligus mendesak para pemrotes untuk menghentikan semua tindakan kekerasan.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (13/11/2019), hal ini terjadi setelah pengunjuk rasa mengadakan demonstrasi di wilayah yang lebih luas.

Mereka melakukan blokade jalan dan vandalisme di seluruh Hong Kong, yang berakibat melumpuhkan pusat keuangan internasional minggu ini dan memicu beberapa kekerasan terburuk dalam lima bulan kerusuhan belakangan.

Fase baru dalam krisis yang dialami oleh Hong Kong, di mana mengharuskan pemerintah menutup sekolah dan pusat perbelanjaan, membuat pihak kepolisian memberi peringatan bahwa kota tersebut sedang mengalami 'kehancuran total.'

Salah satu universitas ternama Hong Kong juga menjadi fokus bentrokan antara polisi dan demonstran mahasiswa, ketika kedua pihak berjuang berjam-jam untuk menguasai jembatan yang membentang di jalan raya dekat China University Hong Kong (CUHK).

Para pengunjuk rasa yang dipersenjatai dengan bom molotov, batu bata, dan lembing disambut oleh polisi dengan meriam air dan gas air mata. Mobil-mobil terbakar di jembatan ketika semua itu terjadi.

Seluruh rangkaian kekacauan terjadi sejak para peserta demo berusaha untuk menutup jalannya layanan kereta dan juga berusaha untuk membekukan kota. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tembakan oleh Polisi

Demonstran prodemokrasi mempersenjatai diri saat bersiap di luar Chinese University, Hong Kong, Rabu (13/11/2019). Gerakan antipemerintah Hong Kong yang telah berlangsung selama lima bulan bertindak semakin keras. (AP Photo/Kin Cheung)

Rangkaian demonstrasi terbaru memanas, setelah insiden penembakan peluru tajam oleh polisi kepada dua demonstran pada Senin 11 November 2019 kemarin.

Kedua korban kini dilaporkan dalam kondisi kritis. Pada hari kejadian, saksi mata memperlihatkan dalam sebuah rekaman Facebook Live bahwa salah seorang korban bersimbah darah saat terjerembab di tanah usai ditembak polisi.

Ada bentrokan di seluruh Hong Kong dan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke pengunjuk rasa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya