Liputan6.com, Jakarta - Staf khusus Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo memandang tindakana terorisme yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), dimotori oleh ideologi kematian.
"Teroisme yang terjadi adalah kultur kematian karena ideologi kematian yang merusak keadaban kemanusian dan menghancurkan wajah Tuhan," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (12/11/2019).
Advertisement
Menurut dia, terorisme sendiri telah melanggengakan ideologi kematian itu. Dan saat ini cara yang dibutuhkan untuk menghalau ideologi itu dengan mempersempit ruang gerak ideologi tersebut di kalangan anak milenial. Hal itu bisa dilakukan dengan adanya kesatupaduan masyarakat untuk melawan ideologi ini.
"Melawan ideologi dengan counter wacana dengan membangun sistem pengawasan sejak dini dan mengarus utama nilai universal," kata dia.
Di samping juga dengan memberikan kemampuan teknologi bagi kaum milenial. Karena dengan teknologi, kata Benny, milenial bisa menggaungkan nilai-nilai kemanusian universal.
Mapolrestabes Medan
Bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Medan pada hari ini, Rabu (13/11/2019). Ikuti perkembangan berita mengenai bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada tautan ini.
Bom bunuh diri terjadi pukul 08.45 WIB. Sebelum bom bunuh diri terjadi, polisi tengah bersiap melakukan apel siaga. Tak lama kemudian, dua orang yang menggunakan jaket ojek online masuk ke kantin Polrestabes Medan.
Mereka masuk melalui pintu depan menuju Bagian Op, sesampai di sana meledakkan diri dan mengakibatkan korban. Mereka yang menjadi korban adalah Kasi Propam luka di bagian tangan, PHL, J. Purba luka di bagian wajah, anggota propam dan piket Bagian Op.
Sementara, pelaku bom bunuh diri tewas dengan tubuh hancur akibat bom bunuh diri. Polisi melakukan pengamanan dan penyelidikan.
Perkembangan terkini soal berita bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan dapat diikuti di tautan ini.
Advertisement