Rupiah Kembali Tertekan Imbas Trump Sebut China Curang

Rupiah tetap berpotensi melemah hingga pada perdagangan besok 14 November 2019.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Nov 2019, 17:17 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Selasa (15/10/219). Hari ini rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 0,18 persen atau sebesar 25 poin dan bertengger di level 14.070 per dolar AS di pasar spot pada sore hari ini.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, pelemahan rupiah dipicu pernyataan Trump yang menyudutkan China di Economic Club of New York semalam (12/11/2019).

Trump menyebut tidak ada yang lebih banyak memanipulasi atau memanfaatkan AS sejak masuknya China ke Organisasi Perdagangan Dunia pada 2001.

Dari regional, Ibrahim mengulas masih memanasnya aksi unjuk rasa di Hong Kong kian menekan rupiah pada hari ini. Beberapa jaringan transportasi, sekolah, dan banyak bisnis tutup pekan ini di Hong Kong di tengah meningkatnya kekerasan.

Sedangkan dari dalam negeri, Pemerintah dan Bank Indonesia menurutnya sudah melakukan berbagai cara untuk mengembalikan perekonomian yang sempat meredup akibat gejolak global, baik itu melalui strategi bauran, reformasi birokrasi, reformasi keuangan, penurunan suku bunga acuan maupun intervensi secara langsung di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF.

"Namun strategi tersebut belum bisa membawa indonesia untuk mempertahankan target PDB di 5,1 persen di tahun 2019," ungkap dia kepada Liputan6.com, Rabu (13/11/2019).

Kendati begitu, ada strategi terbaru yang kemungkinan akan diterapkan oleh Pemerintah tentang perkembangan ekonomi syariah.

Itu seperti bertumpu pada pengembangan di lini pesantren, UMKM, Industri Pariwisata, Industri halal dan lain-lain yang akan menggapai seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah yang belum memiliki akses terhadap produk dan jasa keuangan.

"Dan strategi ini akan meningkatkan inklusi keuangan dalam negeri ditengah melambatnya ekonomi global akibat perang dagang dan Brexit yang sampai saat ini belum ada kepastian," jelas Ibrahim.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kembali Melemah

Teller menunjukkan mata uang dolar AS di Jakarta, Selasa (15/10/219). Hari ini rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akan tetapi, pihaknya masih menilai bahwa rupiah tetap berpotensi melemah hingga pada perdagangan besok 14 November 2019.

"Kemungkinan masih akan melemah disebabkan data eksternal yang masih negatif buat rupiah. Range besok di level Rp14.050-14.110," tegas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya