Liputan6.com, Jakarta Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) mengadakan acara “LKB Nyaba Kampus” di Universitas Indonesia pada Rabu 13/11/2019. Acara tersebut dibuka dengan tarian selamat datang khas Betawi dari Sanggar Kinang Putra.
Sebelum dimulainya diskusi, tamu mendapat kata sambutan salah satunya dari Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Beky Mardani. Dalam sambutannya, ia menyatakan tujuan diadakannya pertemuan ini
Advertisement
“Makna strategis dari pertemuan ini adalah mengajak kampus berkolaborasi untuk mendukung pengembangan budaya Betawi. Kampus, Pemprov dan LKB dapat membuat suatu produk ilmiah untuk membicarakan sisi melik dari Budaya Betawi,” ucap Beky Mardani.
Melalui silaturahmi ini, ia mengajak kampus untuk membawa hasil penelitian menjadi pengaplikasian pada masyarakat. Sebagai Ketua LKB, Beky mengungkapkan LKB siap untuk menjadi wadah penelitian.
“Hasil, riset, disertasi dari kampus dapat dibawa, diaplikasikan pada masyarakat, dan LKB siap menjadi mitra untuk menjadi wadah aplikasi tersebut,” ujarnya.
Ia berharap silaturahmi ini akan terus berlanjut pada kegiatan-kegiatan nyata lain. Hal ini mengingat banyaknya tantangan terhadap budaya Betawi, khususnya dalam upaya pengembangan.
Diskusi Budaya Betawi di LKB “Nyaba Kampus” kali ini memiliki tiga narasumber, yakni Dr. Juhdi Syarif Djoefri, Dr. Syahrial dan Dr. Zeffry Alkatiri. Ketiganya membahas budaya Betawi dari sisi yang beragam seperti tradisi ngaji Betawi, syair-syair milik Muhammad Bakir dan kuliner khas Betawi yang masih ada di Jakarta.
Berkunjung ke UI, LKB Nostalgia Kisah Kelahirannya
Universitas Indonesia (UI) merupakan kampus kedelapan yang dikunjungi oleh LKB. Sebelumnya, acara ini sudah dilakukan di beberapa kampus lainnya di Jakarta, seperti Universitas Pancasila, International University Liaison Indonesia (IULI) dan Universitas Asy-Syafiiyah. Totalnya akan ada 10 kampus yang akan dikunjungi.
Selain mengadakan penyuluhan budaya Betawi, LKB juga mengenang kisah kelahirannya yang juga tak lepas dari kampus UI. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, Beky Mardani.
“Bagi saya dan LKB, kampus UI ini memiliki makna yang mendalam. Lahirnya LKB tak lepas dari kampus ini,” tutur Beky, yang juga merupakan alumnus FISIP UI.
Lahirnya LKB pada 1976, memiliki hubungan dengan Kampus UI. Cikal bakal LKB adalah hasil dari rekomendasi Lokarya Kebudayaan Betawi yang saat itu menyangkut tiga pilar inisiator, yakni Pemda Provinsi DKI Jakarta, tokoh-tokoh Betawi dan kampus.
Hal ini disampaikan juga oleh Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan LBK, Yahya Andi Saputra, M. Hum. Ia menuturkan, Kampus UI merupakan pilar akademis yang saat itu berkecimpung dalam Lokarya Kebudayaan Betawi saat itu.
“Dunia akademis saat 1976-an di Jakarta adalah Universitas Indonesia. Maka tokoh atau dosen dan guru besar dari universitas ini diambil menjadi pembicara,” kata Yahya.
Melalui lokakarya tersebut, muncul rekomendasi untuk membentuk wadah yang mengurus kebudayaan Betawi. Akhirnya Ali Sadikin, Gubernur DKI saat itu membuat surat keputusan untuk membentuk Lembaga Kebudayaan Betawi. UI sendiri sangat dilibatkan pada kegiatan tersebut.
“UI sangat dilibatkan dan diandalkan pada kegiatan itu yang terbagi-bagi dalam berbagai komisi,” ujarnya.
(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)
Advertisement