Liputan6.com, Jakarta - Huawei mengalami tahun yang berat saat ini karena masalah pemblokiran perdagangan oleh Amerika Serikat (AS), sehingga menghambat suplai software dan berbagai komponen lain untuk produknya. Perusahaan pun memberikan bonus kepada para karyawan yang telah bekerja keras di situasi sulit tersebut.
Dilansir GSM Arena, Kamis (14/11/2019), Huawei menyiapkan bonus sekitar 2 miliar yen atau sekira Rp 4 triliun untuk 190 ribu karyawannya di 170 negara.
Menurut memo internal yang bocor, semua karyawan Huawei dengan peringkat perfoma di atas C, dan tidak melanggar keamanan akan menerima bonus setara dengan gaji pokok Oktober mereka.
Baca Juga
Advertisement
Keberadaan Huawei di daftar hitam perdagangan AS cukup menganggu bisnis perusahaan, termasuk di industri smartphone.
Salah satu dampaknya, Huawei tidak bisa menggunakan layanan Google termasuk Maps, Chrome, dan Play Store, pada seri flagship terbarunya, Mate 30.
Kendati penjualan smartphone baru Huawei terbatas di pasar internasional, performanya di pasar Tiongkok cukup baik. Pangsa pasar di dunia pun mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), Huawei merupakan vendor smartphone terbesar kedua di dunia. Pengapalan smartphone perusahaan pada kuartal III 2019 tumbuh 28,2 persen YoY.
Perusahaan AS Bakal Segera Kembali Berbisnis dengan Huawei
Bisnis Huawei diperkirakan akan kembali membaik. Sekretaris Kementerian Perdagangan AS, Wilbur Ross, sebelumnya mengatakan perusahaan-perusahaan AS akan kembali menjual komponen kepada Huawei dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
Dilansir Reuters, Ross mengungkapkan lisensi yang dibutuhkan akan segera terbit. Selain itu, katanya, pemerintah AS telah menerima 206 permintaan untuk lisensi tersebut.
"Ada banyak yang mengajukan, dan terus terang lebih banyak daripada yang kami kira," kata Ross.
(Din/Ysl)
Advertisement