Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bakal menandatangani kerja sama investasi Hyundai di Indonesia dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Kerja sama pembangunan pabrik mobil listrik dengan nilai investasi USD 1 miliar tersebut, jelas Luhut, akan diresmikan dalam lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negeri ginseng pada bulan ini.
"Hyundai, nanti Insya Allah Presiden ke Korea Selatan tanggal 24 (November) itu akan ditandatangani USD 1 miliar untuk mereka masuk sini," kata dia, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Luhut menambah dia sudah meminta kepada pihak Hyundai agar menggunakan bahan baku dari dalam negeri. Salah satunya bahan baku mobil listrik, yakni lithium baterai dari Morowali.
"Mereka sudah saya minta kalian pakai bahan dari Morowali," ujar dia.
Selain itu, dia pun meminta agar dalam membuat ban untuk mobil listrik, Hyundai menggunakan bahan baku karet yang juga berasal dari tanah air.
"Kedua, ban mobil, dari awal saya sudah minta mereka pakai karet kita. Sekarang Dunlop sudah. Jadi nanti semua mobil listrik yang diproduksi di Indonesia pakai karet ban karet kita," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Soetta jadi Bandara Pertama di Indonesia yang Bisa Isi Baterai Mobil Listrik
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT PLN (Persero) pada Rabu, 16 Oktober 2019, menandatangani nota kesepahaman tentang Kerja Sama Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Melalui nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tersebut nantinya bandara-bandara di bawah Angkasa Pura II akan menyediakan infrastruktur pengisian baterai mobil listrik, atau dikenal dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
MoU yang dilakukan Angkasa Pura II ini merupakan bagian dari total 20 penandatangan MoU yang dilakukan PLN kemarin dengan berbagai stakeholder guna mengembangkan industri kendaraan bermotor listrik nasional.
Penandatangan MoU tersebut turut disaksikan antara lain oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir.
BACA JUGA
Adapun sebagai pilot project, bandara Angkasa Pura II yang pertama kali akan mengoperasikan infrastruktur SPKLU itu adalah Soekarno-Hatta.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan MoU ini semakin menegaskan komitmen Angkasa Pura II dalam mendukung penggunaan dan pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air.
“Angkasa Pura II sangat mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang juga sudah ditetapkan pemerintah melalui diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019.”
“Sebagai bandara tersebesar dan tersibuk di Indonesia dengan jumlah penumpang setiap hari sekitar 200 ribu orang dan pekerja mencapai 50 ribu orang, kami berharap Soekarno-Hatta yang menjadi pilot project pada program pengembangan kendaraan listrik ini akan mampu menjadi contoh bagi bandara-bandara lain dan infrastruktur pelayanan publik lainnya,” ujar Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin menambahkan Angkasa Pura II dan PLN segera membahas lebih detail terkait rencana kerja sama ini.
“Setelah MoU ini maka Angkasa Pura II dan PLN antara lain akan memetakan kebutuhan kendaraan bermotor listrik serta kebutuhan tempat pengisian baterai mobil listrik sesuai dengan lokasi bandara. Yang jelas, saat ini di Soekarno-Hatta sudah dioperasikan sejumlah kendaraan bermotor listrik untuk melayani penumpang serta mendukung operasional bandara.”
“Kami sangat yakin pembahasan berjalan lancar sehingga pembangunan infrastrukstur pengisian baterai mobil listrik segera dapat dilakukan di Soekarno-Hatta,” ujar Muhammad Awaluddin.
Advertisement