Pelatihan Pembuatan Kerajinan Sampah Plastik bagi Disabilitas

Ide awal melatih penyandang disabilitas untuk membuat kerajinan ini karena banyaknya sampah plastik yang dibuang begitu saja oleh masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2019, 09:43 WIB
Laboratorium Uji BP Batam siap melakukan pengujian limbah B3.

Liputan6.com, Kudus - Para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mendapatkan pelatihan membuat kerajinan limbah plastik menjadi produk yang bernilai jual tinggi.

Pelatihan bagi penyandang disabilitas itu diberikan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM).

"Kami juga mendampingi mereka dalam pemasarannya dengan memanfaatkan jual beli secara daring (electronic commerce atau e-commerce)," ujar Ketua Pekan Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dari Universitas Muria Kudus (UMK) Ismawatul Maula, seperti dilansir Antara, Kamis (14/11/2019).

Ia memastikan mereka belum begitu akrab dengan pemasaran melalui e-commerce sehingga perlu diberikan pemahaman agar produknya bisa dipasarkan secara luas.

Ismawatul bersama tiga teman lainnya yang tergabung dalam PKMM membuat program recycling plastic glass lip waste (Respect) tersebut untuk meningkatkan kemandirian dan entrepreneurship kepada anggota HWDI Kudus.

Keempat mahasiswa berasal dari jurusan Sistem Informasi Universitas Muria Kudus (UMK).

"Kami juga memberikan peralatan pendukung untuk pembuatan kerajinan dari limbah plastik," ucap Ismawatul didampingi anggota PKMM lainnya, seperti Yusiana Rahma, Arsya Yoga Pratama, dan Fania Dwi Lestari.

Menurutnya, ide awal melatih penyandang disabilitas untuk membuat kerajinan ini karena banyaknya sampah plastik yang dibuang begitu saja oleh masyarakat.

"Padahal, dengan sentuhan sedikit bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan yang bisa dijual," kata Ismawatul.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Agar Disabilitas Produktif

Ikuti gerakan #TERUSGERAK untuk membantu para penyandang disabilitas semakin mudah melakukan mobilisasi. Seperti apa isi dari gerakan ini?

Ismawatul menjelaskan, alasan melatih para penyandang disabilitas ini dengan harapan mereka tetap bisa produktif meski memiliki keterbatasan fisik.

"Sebelum diberikan pelatihan, mereka diberikan sosialisasi tentang limbah plastik, terutama gelas plastik yang bisa dibuat berbagai produk kerajinan," kata dia.

Langkah berikutnya, lanjut Ismawatul, mereka diberikan pelatihan pengelolaan limbah bibir gelas yang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk kerajinan, mulai dari gantungan kerudung, tas, hingga songkok.

"Pelatihan pertama sudah kami lakukan awal bulan Mei 2019, sedangkan pelatihan berikutnya menyusul," pungkas Ismawatul.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya