Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur, Waspadai Diabetes Saat Hamil

Diabetes pada ibu hamil bisa menyebabkan anak lahir prematur.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2019, 16:00 WIB
Ibu hamil dan diabetes (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes merupakan suatu kondisi yang perlu diwaspadai termasuk saat hamil. Salah satu cara mendeteksi yakni dengan pemeriksaan gula darah. 

“Itulah sebabnya ibu-ibu kalau lagi hamil pasti cek gula darah dan HB (hemoglobin),” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin Fatimah Eliana.

Pemeriksaan gula darah serta HB tidak hanya dilakukan di tahap awal kehamilan. Menurut Fatimah, pemeriksaan ulang perlu dilakukan karena kadar gula dan HB dalam tubuh bisa berubah seiring berkembangnya janin.

Pemeriksaan berulang dilakukan tidak hanya memeriksa kondisi kesehatan tapi juga mendeteksi penyakit diabetes ini muncul. Bila memang ibu hamil mengalami diabetes, harus segera ditangani. 

“Ibu hamil harus cepat dideteksi. Karena pengobatannya harus dilakukan dengan cepat kan. Hamil kan cuman sembilan bulan. Jadi pengobatan harus benar-benar bagus supaya bayinya baik dan ibunya juga sehat,” kata Fatimah.

 

Saksikan juga video menarik berikut


Gejala Diabetes Mirip Tanda-Tanda Kehamilan

Sering buang air kecil / Sumber: iStockphoto.com

Fatimah juga menjelaskan gejala diabetes saat hamil mirip dengan tanda-tanda umum kehamilan seperti sering buang air kecil dan mudah lelah. Mengingat gejalanya mirip dengan kondisi ibu hamil kebanyakan jadi diabaikan. 

Itu sebabnya ibu hamil perlu mengecek kadar gula darah, biasanya dilakukan di trimester kedua. Bila ibu hamil mengalmai diabetes bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Salah satu pasiennya ada yang terlambat mengetahui bahwa dirinya diabetes. Hal itu membuat anak lahir prematur dan tak lama kemudian meninggal. 

Sementara, bila mampu dideteksi dini bisa dilakukan berbagai upaya agar ibu dan janin sehat. Sehingga bayi bisa lahir dengan selamat. 

Tidak perlu khawatir bayi yang lahir dari ibu diabetes tidak akan langsung terkena tapi memiliki risiko terkena penyakit itu.

 

Penulis: Selma Vandika

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya