Transformasi Kota Biru Payakumbuh Jadi Kota Rendang

Payakumbuh Kota Biru tidak hanya menawarkan tatanan kota yang indah, tetapi juga beragam wisata dan kuliner, salah satunya rendang.

oleh Novia Harlina diperbarui 15 Nov 2019, 01:00 WIB
Selain wisata dan kulinernya yang terkenal, ketika berkunjung ke Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mungkin julukan Kota Biru sering terdengar. (Liputan6.com/

Liputan6.com, Payakumbuh - Selain wisata dan kulinernya yang terkenal, ketika berkunjung ke Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mungkin sering mendengar atau melihat tulisan Kota Biru.

Kota kecil yang berbatasan dengan Kabupaten Limapuluh Kota dan Agam ini memang memiliki sejuta pesona, termasuk julukan yang misterius, tetapi melekat di telinga semua orang.

Menurut masyarakat Kota Payakumbuh, Ade Suhendra (33) yang juga seorang influencer, melekatnya nama Kota Biru tidak jauh dari arti lambang daerah ini. Salah satu warna yang mendominasi adalah biru.

Dikutip dari peraturan daerah Kota Payakumbuh nomor tiga tahun 2012 tentang lambang daerah Kota Payakumbuh, warna biru berarti "keramahtamahan, air jernih ikannya jinak mengandung harapan pada masa depan yang lebih baik". Perda tersebut merupakan pengganti undang-undang yang sebelumnya mengatur mengenai lambang daerah.

Payakumbuh Kota Biru tidak hanya menawarkan tatanan kota yang indah, tetapi juga beragam wisata dan kuliner. Seperti objek wisata Ngalau Indah, Puncak Maharajo, dan Bukit Kelinci. Kemudian kuliner khasnya yang terkenal ada batiah, galamai, dan rendang.

Kemudian menurut beberapa anak muda Payakumbuh, nama Kota Biru sedari kecil sudah ada dan melekat dalam ingatan.

Salah seorang warga Payakumbuh, Zahratul Hayati (24) mengatakan nama Kota Biru gampang diingat dan sebutan itu sudah ada sejak ia masih kecil.

"Sejak kecil sudah tahu sebutan Kota Biru, namun bagaimana bisa dinamakan Kota Biru saya belum membaca referensinya," kata dia.

 


Julukan Baru, Kota Rendang

Ilustraasi foto Liputan6

Selain Kota Biru, Payakumbuh saat ini juga memiliki julukan lain yakni Kota Batiah dan Kampung Rendang.

Batiah merupakan camilan sejenis rengginang. Penggunaan nama makanan khas sangat unik sebagai julukan sekaligus mempromosikan wisata kuliner Payakumbuh.

Pada akhir 2018, Pemerintah Kota Payakumbuh mempromosikan daerahnya sebagai Kampung Rendang.

Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi mengatakan rendang adalah masakan asli orang Minang. Makanan ini sangat kental dengan budaya Minang dan diterima oleh lidah semua orang.

"Saya sangat yakin Payakumbuh bisa lebih menggeliat lagi jika menjadi Kampung Rendang. Inilah yang mendorong saya untuk serius mengubah Payakumbuh dari Kota Batiah menjadi Kampung Rendang," kata Riza Falepi.

Menurutnya, Pemko Payakumbuh sudah mendatangkan teknologi retouch untuk menjaga kualitas randang tetap stabil. Kemudian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) Padang juga siap membantu Pemko Payakumbuh untuk bisa menembus pasar internasional.

Riza menyebutkan produksi rendang di Kota Payakumbuh sebanyak 1.147 kilogram per hari yang diproduksi oleh 37 Industri Kecil Menengah (IKM) di wilayah setempat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya