Makanan Siap Saji Sumbang 28 Persen Kalori Penduduk Perkotaan Indonesia

Di Indonesia, konsumsi makanan dan minuman siap saji ternyata meningkat setiap tahun.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Nov 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi Foto Roti Burger (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, konsumsi makanan siap saji ternyata meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, saat ini, makanan siap saji menyumbang 28 persen dari semua kalori yang dikonsumsi oleh penduduk perkotaan.

Fenomena ini terjadi karena adanya perubahan pola pangan dalam beberapa dekade terakhir. Mayoritas penduduk dunia secara dramatis mengubah pola pangan dan kebiasaan makannya sebagai dampak dari globalisasi, urbanisasi, dan meningkatnya pendapatan.

"Masyarakat banyak beralih dari makanan yang bergantung pada musim, sebagian besar bersumber dari tumbuhan (nabati) dan kaya serat ke makanan yang tinggi karbohidrat, gula, lemak, dan garam," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (14/11/2019).

Apalagi masyarakat, terutama di daerah perkotaan, yang semakin bergantung pada supermarket, restoran cepat saji, pedagang kaki lima, dan hidangan restoran yang bisa dibawa pulang.

 


Praktik Produksi yang Bermutu

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat memudahkan pesan antar makanan siap saji kepada konsumen di mana pun mereka berada.

Ini melalui pembelian makanan secara daring dan layanan antar. Konsumen tidak perlu bersusah payah mendatangi pedagang makanan.

Anak-anak dan remaja juga mudah mengakses makanan dan minuman siap saji yang dijual di jalanan, dengan harga murah dan ada di mana-mana.

"Tetapi tentu saja, jual beli (makanan) seperti ini tetap harus memenuhi praktik yang baik dalam memproduksi dan mengantarkan makanan kepada konsumen. Ya, agar tetap terjaga keamanan, mutu, dan gizinya,” tutur Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya