Bila Tidak Sesuai Aturan Medis, Sunat Bisa Berisiko Fatal

Bagaimana metode dan penanganan sunat yang tepat?

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2019, 20:00 WIB
Ekspresi seorang anak saat mengikuti sunatan massal gratis dalam acara Bakti Sosial dan Kesehatan Polri di Mapolsek Ciracas, Jakarta, Kamis (4/7/2019). Selain sunatan massal gratis, acara ini juga diisi dengan pengobatan dan cek kesehatan gratis. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sunat dikenal dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan. Sebagian orang juga melakukan sunat karena alasan agama maupun budaya. Akan tetapi, sunat yang tidak sesuai dengan aturan medis yang tepat ternyata dapat berdampak fatal.

"Kadang metode medisnya sudah benar, tapi penanganannya di rumah yang tidak benar. Pernah ada kasus selesai sunat penisnya diberikan batu panas. Akhirnya penis mengalami kerusakan jaringan dan tidak berfungsi lagi," ucap Dr. Encep Wahyudian, praktisi sunat di Rumah Sunat dr. Mahdian, Rabu (13/11/2019).

Minimnya pengetahuan tentang sunat seringkali membuat orangtua mencoba berbagai cara sesuai mitos yang beredar. Maka tak jarang sunat justru menimbulkan risiko fatal pada masa depan alat reproduksi sang anak, seperti kasus di atas.

Sunat yang dilakukan di tempat yang kurang memadai dalam hal pencahayaan dan peralatan juga bisa menimbulkan risiko.

"Kalau sunat dilakukan di rumah, misalnya. Kalau mau melakukan sunat di rumah dengan dokter pun, persiapannya harus kusus. Dari segi alat dan pencahayaan," ucap Encep dalam acara Seminar Media Sunat Zaman Now Pakai Klem di Lamina Pain and Spine Center, Jakarta Selatan.

 


Metode sunat yang tepat

Lalu, bagaimana metode dan penanganan sunat yang tepat?

1. Dilakukan di atas usia 7 tahun

"Berdasarkan anjuran medis, idealnya dilakukan di atas 7 tahun. Karena ada psychological effect yang mungkin bisa jadi traumatik. Walaupun sebenarnya bisa pada usia berapa pun," ucap Encep.

Encep menambahkan, biasanya orangtua dan dokter harus menunggu anak tersebut paham terlebih dahulu mengenai sunat yang harus dilakukan. Agar nantinya tidak menimbulkan trauma.

2. Konsultasi sebelum dan sesudah sunat

Konsultasi pada ahlinya sebelum sunat berguna untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai ketika sunat, apalagi bagi orang dewasa. 

"Apabila melakukan sunat ketika dewasa dan memiliki kebutuhan untuk berhubungan seks, maka bisa dikonsultasikan pada dokter mengenai metode sunatnya," jelas Encep.

Tak hanya itu, konsultasi sebelum dan sesudah sunat ini juga bisa menghindari penanganan yang tidak tepat. Setidaknya risiko fatal akibat sunat bisa terhindarkan.

3. Edukasi yang benar tentang sunat

"Edukasi ketika sunat itu penting banget. Seperti misalnya jangan banyak gerak dulu yang terlalu aktif. Harus disesuaikan karena tiap orang akan berbeda kebutuhan dan kemampuan tubuhnya," ucap Encep.

Penulis: Diviya Agatha

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya