Liputan6.com, Sichuan - Seorang pria di Luzhou, Sichuan, China melakukan percobaan bunuh diri setelah mengetahui sang istri bertransaksi lebih dari 300.000 yuan (sekitar Rp 600 juta), dalam periode hari belanja online nasional atau Singles Day (11.11) di Tiongkok.
Menurut China Press yang disadur World of Buzz dikutip pada Kamis (14/11/2019), polisi menerima laporan bahwa seseorang pria bermarga Wang ingin melompat dari atap gedung 33 lantai di Luzhou. Mereka kemudian bergegas ke tempat kejadian sekitar pukul 22.00 pada 10 November 2019.
Mereka mencoba membujuk pria itu untuk turun dan membuatnya tetap tenang karena dia sangat emosional.
Rupanya, Wang berada di bawah tekanan emosional yang sangat besar karena istrinya telah bertransaksi senilai lebih dari 300.000 yuan dalam bentuk tas tangan desainer, parfum mahal, pakaian, dan banyak lagi lainnya secara online selama promosi Singles Day.
Advertisement
Parahnya, sebagian besar transaksi menggunakan skema cicilan, yang berarti membuatnya berhutang sesuai dengan nominal tersebut.
Wang mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya, karena sang istri sangat menyukai belanja online.
Tetapi kebiasaan itu menjadi lebih buruk setelah sang istri melahirkan anak mereka tahun lalu.
Selama Singles Day 2018, istri Wan telah menghabiskan lebih dari 200.000 yuan (sekitar Rp 401 juta) dalam bentuk pembelian barang dengan cicilan. Untungnya, Wang telah melunasi tagihan tersebut.
Setelah itu, sang istri telah berjanji akan mengendalikan pengeluarannya tetapi melanggar janji dan kembali 'menggila' dalam Harbolnas di China tahun ini.
Wang mengatakan bahwa dia hanya menghasilkan beberapa ribu yuan sebulan, dan dia adalah pencari nafkah tunggal keluarga.
Istrinya dulu bekerja di sebuah perusahaan properti, tetapi setelah melahirkan, dia berhenti dari pekerjaannya untuk merawat sang bayi. Ketika Wan mengetahui sang istri kembali 'menggila' berbelanja online, ia pun merasa sudah kehabisan akal dan memutuskan untuk bunuh diri karena tak tahu bagaimana cara melunasinya.
Untungnya, polisi China berhasil menghibur Wang dan membujuknya untuk tidak bunuh diri setelah negosiasi selama setengah jam.
Mereka membawanya pulang dan memberi tahu keluarganya. Istrinya kemudian berjanji tak akan terobsesi dengan belanja online lagi dan bersumpah bahwa dia tidak akan membeli apa pun.
Wang kemudian mengatakan dirinya akan mencoba melunasi transaksi yang sudah terlanjur terutang.
Pesan yang bisa dipetik: tak peduli apakah itu Harbolnas atau tidak, Anda harus mengontrol keuangan Anda dengan baik sehingga tidak berakhir dengan hutang yang tidak perlu!
Simak video pilihan berikut:
Cerita di Balik 11.11
11.11 alias 11 November tak hanya jadi angka cantik di bulan ini, tetapi ada fakta menarik lain yang perlu diketahui. 11.11 juga dikenal sebagai Singles Day, momen belanja para anak muda China yang bangga akan status single mereka.
Dilansir The Telegraph, Senin (11/11/2019), Singles Day dimulai sebagai perayaan "anti-Valentine" bagi orang-orang lajang di China pada era 90-an. Adapun 11 November ditulis 11.11 atau satu-satu-satu-satu.
Dikenal di China sebagai "bare sticks holiday" karena tampilanya yang numerik, Singles Day dimulai sebagai Hari anti-Valentine pada 1990-an ketika mahasiswa di Nanjing University mulai merayakan status lajang mereka. Momen ini juga dikenal sebagai Hari Bujangan karena ketidakseimbangan gender China yang diakibatkan kebijakan satu anak.
Pada hari tersebut, mereka yang berstatus lajang akan merayakannya dengan membeli hadiah untuk diri sendiri. Hal tersebut lantas diadopsi oleh e-commerce besar, Alibaba pada 2009. Para petinggi Alibaba melihat peluang komersial di Singles Day pada 2009 dan mulai meluncurkaan penawaran Double 11 tepat pada saat belanja online mulai menjamur.
Peluang tersebut juga dilihat sebagai kesempatan utnuk meningkatkan penjualan di jeda antara liburan nasional Pekan Emas China pada Oktober dan Natal. Kini, pada hari tersebut, semua orang, terlepas dari status lajang maupun berpasangan, akan membeli hadiah sendiri.
Advertisement