Liputan6.com, Jakarta - CEO & salah satu pendiri DANA, Vincent Iswara, mengaku tak terlalu ambil pusing terkait status unicorn startup yang belakangan ini lumayan sering didengungkan.
Dia menyebut, sejauh ini DANA hanya terus berusaha melakukan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.
"Kita tidak memikirkan ranking, kita tidak memikirkan status, (tetapi) yang kita pikirkan bagaimana kita bisa melayani masyarakat Indonesia lebih baik," kata Vincent di kantor DANA, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
"Karena tujuan akhir kita adalah kita mau serve masyarakat Indonesia yang jumlahnya 170 juta ini," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini fintech startup OVO disebut-sebut telah menjadi unicorn startup baru di Indonesia. Praktis, ada sebanyak lima unicorn startup yang dimiliki Indonesia.
Kelima startup itu ialah Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Sama halnya seperti DANA, OVO merupakan fintech startup yang menyediakan layanan pembayaran digital.
Per akhir Oktober 2019 DANA mengklaim telah mengantongi lebih dari 30 juta konsumen. Soal transaksi, DANA menyebut telah mencapai 2 juta transaksi dalam sehari.
Terlalu Dini Bicara tentang Persaingan Antarpemain Fintech
Pada kesempatan yang sama, Vincent menyebut terlalu dini jika pelaku di industri ini berbicara tentang persaingan.
"Masih early sekali bicara persaingan. Justru menurut saya, makin banyak pemain, proses edukasi kepada masyarakat mengenai fintech akan semakin cepat," ujar Vincent.
"Kita itu (punya) total market pengguna digital less than 7 persen. Jadi, too early (untuk) ngomongin persaingan," tambahnya.
Lebih lanjut, Vincent mengatakan, potensi fintech startup untuk tumbuh dan berkembang juga berada di luar kota-kota besar. Pasar di sana, menurutnya, masih besar dan butuh sentuhan untuk menyasarnya.
"Itulah tujuan dari digital payment ini. Gak cuma untuk kota-kota besar, tetapi untuk seluruh masyarakat," jelas Vincent.
Meski masih banyak peluang yang bisa digarap, kata Vincent, Indonesia merupakan negara yang termasuk cepat penetrasi ekonomi digitalnya.
Dia menyontohkan dari sisi pengguna smartphone di Indonesia.
"Kita lihat penetrasi smartphone di Indonesia itu tinggi, 'kan. 150-an juta lebih. Dan pengguna akses internet itu 171,17 juta. Nah, itu pasar potensial yang harus kita garap secepatnya. Bukan hanya DANA, tetapi semua pemain. Dan kita itu terus terang aja, masih jauh sekali," terang Vincent.
(Merdeka.com/Fauzan Jamaludin)
Advertisement