Kemlu RI Gelar Diskusi Diplomatik Bahas Hasil Capaian KTT ASEAN ke-35

Pertemuan diplomatik ASEAN diadakan di Kantor Kementerian Luar Negeri dan dihadiri oleh sejumlah duta besar negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Nov 2019, 19:30 WIB
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares. (Source: Liputan6.com/ Benedikta Miranti T.V)

Liputan6.com, Jakarta - Berakhirnya rangkaian acara dan pertemuan KTT ASEAN ke-35 di Thailand pada awal November lalu, menghasilkan berbagai perjanjian, rencana serta komitmen dari negara-negara blok Asia Tenggara itu, termasuk Indonesia.

Dalam sebuah pertemuan diplomatik yang dihadiri oleh sejumlah duta besar dan pejabat dari negara ASEAN pada Kamis (14/11/2019), Jose Tavares selaku Dirjen Kerja Sama ASEAN membahas beberapa hal penting yang menjadi hasil dari KTT tersebut. 

Beberapa poin penting yang menjadi capaian utama dalam KTT tersebut adalah mengadopsi perihal rancangan ASEAN tentang kawasan Indo-Pasifik.

Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa hal itu menjadi lebih penting di tengah tengah perkembangan dunia saat ini, di mana perang dagang AS-China tengah berlangsung. Perang dagang tersebut pun dikhawatirkan akan melibatkan banyak negara atau 'multi-front war'.

Selain itu, dari sisi lingkungan terdapat dua hal penting yang menjadi bahasan. Pertama, meningkatkan sinergi dan usaha untuk saling melengkapi antara komunitas negara ASEAN dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG). Dan yang kedua adalah untuk meluncurkan ASEAN Centre guna mengadakan dialog dan studi terkait pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Dari sisi militer, yang menjadi bahasan adalah untuk memperkuat pusat pengobatan militer ASEAN hingga meluncurkan pusat peningkatan kapasitas keamanan siber antara ASEAN dengan Jepang.

Tak hanya itu, menyelesaikan masalah pada negosiasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) juga menjadi poin penting lainnya yang dibicarakan. India, sebagai salah satu mitra ASEAN yang semula masuk dalam kerangka RCEP, menolak menyepakati pakta itu pada KTT di Bangkok lalu.

Dan tak ketinggalan, dari sisi dunia digital serta industri 4.0 juga ikut didiskusikan dalam pertemuan penting bagi negara di ASEAN tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kedatangan Pemimpin Oposisi Kamboja

Jose Tavarez, Dirjen Kerja Sama ASEAN. (Source: Liputan6.com/ Benedikta Miranti T.V)

Ketika ditanyai tentang kedatangan pemimpin oposisi Kamboja, Sam Rainsy ke Jakarta pada Kamis (14/11), Jose Tavarez tak memberi banyak komentar. 

"Saya baru dengar. Kalau dia datang kan berarti ada paspor dan visa. Saya belum pernah dengar dia bicara apa. Di ASEAN kita gak pernah bahas ini," ujar Tavarez. 

Ia juga menambahkan bahwa ASEAN belum menerima permintaan dari Kamboja untuk melarang oposisi masuk. Berulang kali, ia mengatakan bahwa pihak ASEAN belum pernah menyinggung masalah ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya