Liputan6.com, Banyumas - Cuaca Banyumas mendadak berubah selepas tengah hari. Awan hitam bergumul di atas langit. Angin kencang bertiup dan mulai membuat pohon sempoyongan.
Penampakan awan itu benar-benar mirip deskripsi awan Kumulonimbus, awan bergulung yang terkadang menggandeng puting beliung.
Semakin lama, angin kencang tak lagi sekadar bertiup, tapi sudah berupa terjangan. Ranting dan batang pun berderak patah berjatuhan ketika hujan lebat mulai turun.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi ini cukup mengejutkan, terutama di wilayah barat Banyumas, seperti Kecamatan Wangon hingga Lumbir. Pasalnya, semenjak hujan pertama awal November lalu, sudah lebih dari 10 hari, hujan tak kunjung turun.
Namun tiba-tiba, terjadi hujan lebat dan bahkan disertai angin kencang. Struktur tanah yang semula kering pun mendadak jenuh air dan tak stabil.
Akibatnya bisa ditebak, pepohonan hingga papan reklame tumbang diterjang angin kencang. Bahkan, satu tiang listrik tegangan tinggi di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas roboh.
Warga Wangon, Coki Sutrisno mengatakan tiang listrik tersebut roboh diterjang angin kencang dan melintang di jalan raya Wangon-Ajibarang. Akses utama Jalur Lintas Selatan Jawa Tengah (JLS) dengan jalur tengah dan utara Jawa ini pun sempat macet total.
“Benar. Tadi sempat macet,” katanya, Kamis sore, 14 November 2019, menjelaskan dampak angin kencang di Wangon, Banyumas.
Simak video pilihan berikut ini:
Puluhan Rumah di Cilacap Rusak Akibat Angin Kencang
Pada waktu yang sama, angin kencang dan hujan lebat juga merobohkan papan reklame dan pepohonan. Listrik di Wangon ke sisi barat padam.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono Purwanto bilang petugas BPBD masih mendata dampak terjangan angin kencang disertai hujan lebat ini.
Namun, berdasar laporan awal, dia membenarkan angin kencang menumbangkan pohon dan papan reklame di sejumlah wilayah. Tetapi, sejauh ini tak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
“Beberapa pohon roboh. Yang mengenai rumah sepertinya sedikit. Di jalan raya juga tetapi hanya menyebabkan macet, tidak sampai mengenai mobil,” Ariono menerangkan.
Angin kencang disertai hujan lebat rupanya juga terjadi di Cilacap, Jawa Tengah. Setidaknya dua kecamatan di wilayah ini, yakni Wanareja dan Cipari terdampak cukup parah.
Haryadi, warga Cilacap mengatakan, berdasar informasi yang diperolehnya, angin kencang dan hujan lebat membuat puluhan rumah di Desa Mulyadadi, Kecamatan Cipari rusak.
“39 rumah warga masyarakat mengalami kerusakan pada bagian atap,” ucap Haryadi.
Bahkan, informasinya, terjangan angin kencang juga berdampak di Kecamatan Gandrungmangu. Tetapi, ia belum mengetahui detail kerusakan atau dampak angin kencang tersebut.
Advertisement