Liputan6.com, California - Penembakan terjadi di sebuah sekolah California, Amerika Serikat. Pelakunya diidentifikasi sebagai seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun.
Insiden itu memakan korban, dua siswa di Saugus High School, Santa Clarita tewas. Setelah melakukan penembakan, pelaku mengarahkan pistol ke dirinya sendiri berupaya bunuh diri, menurut laporan pihak berwenang.
Saat ini, penembak dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius. Menurut laporan dari CNN, tersangka penembakan diidentifikasi bernama Nathaniel Berhow.
Enam siswa, termasuk pelaku bersenjata, ditemukan di lokasi kejadian dan terlihat kesakitan akibat tembakan. Demikian dikutip dari abc7, Jumat (15/11/2019).
Kepala Polisi Daerah setempat, Alex Villanueva mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa keenam siswa tersebut sudah dibawa ke rumah sakit. Namun, dua di antaranya, siswi usia 16 tahun dan siswa usia 14 tahun dikabarkan meninggal dunia.
Korban ketujuh juga dibawa ke rumah sakit untuk ditangani, namun lukanya bukan akibat langsung dari tembakan.
Advertisement
Korban yang selamat dilaporkan merupakan dua siswi usia 14 dan 15, serta siswa usia 14 tahun. Kini, siswa tersebut telah keluar dari Rumah Sakit Henry Mayo.
Pihak Rumah Sakit Henry Mayo mengatakan telah menerima empat pasien yang namanya masih dirahasiakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kronologi Kejadian
Berdasarkan laporan dari Kepala Sherif Los Angeles County Kent Wegener, video dari rekaman CCTV menunjukkan dengan jelas bahwa pelaku mengambil pistol dari dalam tasnya. Lalu menembak lima teman sekelasnya dan akhirnya menembak kepalanya sendiri.
Sejauh ini belum diketahui motifnya, namun penembakan tersebut terjadi di hari ulang tahun pelaku yang ke-16.
Sesaat sebelum penembakan terjadi, pelaku mengunggah status di akun Instagram berisi "Saugus akan bersenang-senang di sekolah besok," ujar Wegener.
Namun, ia menambahkan bahwa postingan tersebut kemudian diubah setelah penembakan terjadi. Hal itu berarti, kemungkinan ada kawannya atau peretas yang melakukan akses pada akunnya. Wegener juga menyatakan bahwa pihak kepolisian sedang menyelidiki akun Instagram tersebut.
Petugas kepolisian pertama yang tiba di lokasi kejadian sebenarnya tidak sedang bertugas. Mereka berada di tempat lantaran sedang mengantar anaknya ke sekolah.
Kemudian, deputi kepolisian Santa Clarita bersama dengan petugas Departemen Kepolisian Los Angeles melihat seorang siswa lari dari tempat kejadian. Sehingga mereka segera menyelidiki apa yang terjadi.
Para petugas kemudian bergegas memberi pertolongan pertama kepada para korban. Kemudian pihak berwenang merilis deskripsi tersangka ketika investigasi sedang berlangsung.
Para deputi bersenjata lengkap dan kendaraan SWAT lapis baja terlihat di sebuah rumah di dekat sekolah. Penyelidik mengkonfirmasi bahwa pria bersenjata itu tinggal di rumah tersebut dan kini masih diselidiki.
Advertisement
Donald Trump Ikut Mengawasi
Sekolah tersebut ditutup untuk beberapa jam setelah penembakan. Kemudian, sterilisasi dilakukan di semua kampus di sekitar area insiden, termasuk Sekolah Dasar Rosedell dan Highland.
Saat ini, para siswa masih belum diperbolehkan keluar.
Dalam sebuah twitnya, Petugas Kepolisian, Tim Murakami mengatakan permintaan maafnya kepada orang tua karena telah menunda pembebasan anak-anak mereka dengan alasan bahwa setiap siswa masih harus diwawancarai.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump sedang memantau laporan yang sedang berlangsung tentang penembakan itu.
"Gedung Putih mendorong semua orang di daerah itu untuk mengikuti saran dari penegak hukum setempat dan para penanggap pertama," kata pernyataan itu.
Wakil Presiden Mike Pence turut menyampaikan kedukaannya kepada keluarga korban.
"Pemerintahan ini akan tetap bertekad untuk mengakhiri momok penembakan massal, dan kita tidak akan beristirahat sampai mengakhiri kejahatan ini di zaman kita, dan membuat sekolah dan komunitas kita aman kembali," ujar Pence.