Atasi Kecanduan Gawai pada Anak, Kak Seto: Kita Bisa Belajar dari Jepang

Mengatasi kecanduan gawai pada anak, Kak Seto ungkapkan Indonesia bisa belajar dari Jepang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Nov 2019, 16:00 WIB
Ditemui di kediamannya, Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (14/11/2019), psikolog anak Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyampaikan, kita bisa belajar dari Jepang cara mengatasi kecanduan gawai dengan menggalakkan permainan tradisional. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengatasi kecanduan gawai, Indonesia bisa belajar dari Jepang. Apalagi Jepang sudah memasuki era Society 5.0. Indonesia tengah menjajaki 4.0.

"Kita bisa belajar dari Jepang agar anak-anak tidak lagi kecanduan gawai. Saya pun ikut belajar juga. Di sana, ada Festival Permainan Tradisional setiap bulan November. Festivalnya diikuti oleh berbagai negara di dunia," ungkap psikolog anak Seto Mulyadi kepada Health Liputan6.com melalui wawancara khusus di kediamannya di bilangan Lebak Bulus, Jakarta pada Kamis (14/11/2019).

Kehadiran festival permainan tradisional akan menggairahkan anak-anak bermain secara 'alami' tanpa ketergantungan dengan gawai. Anak-anak terhindar dari kecanduan gawai.

"Adanya permainan tradisional ini sebagai pilihan lain untuk anak-anak. Mereka jadi ikut memainkan permainan tradisional," lanjut Kak Seto.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Populerkan Permainan Tradisional

Anak-anak bermain permainan tradisional gobak sodor ditemani sejumlah mahasiswa dari Penggerak Olahraga saat car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/7/2019). Kegiatan yang rutin digelar ini untuk mengajak masyarakat DKI Jakarta aktif berolahraga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kak Seto menambahkan, pembelajaran dari festival permainan tradisional di Jepang juga mendorong masyarakat luas mempopulerkan kembali permainan tradisional.

"Di Jepang juga sama seperti Indonesia. Mereka punya (permainan tradisional) gobak sodor, engklek, dan egrang," tambahnya.

"Sekalian mereka mengajak masyarakat luas agar permainan-permainan tradisional itu dipopulerkan kembali.


Memasukkan ke Kurikum SD

Sejumlah anak SD dan SMP meramaikan pemecahan rekor dunia egrang yang termasuk dalam rangkaian penyelenggaraan TAFISA World Games 2016 di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (8/10). Pemecahan rekor Guinness Book itu diikuti 2.016 anak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terinspirasi dari festival permainan tradisional Jepang, Kak Seto menyampaikan sebuah usulan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

"Waktu itu saya sudah sampaikan ke Mendikbud sebelumnya, Pak Muhadjir Effendy untuk memasukkan kembali permainan tradisional ke dalam kurikulum sekolah dasar khususnya," Kak Seto melanjutkan.

Diharapkan permainan tradisional Indonesia semakin dipahami anak-anak generasi milenial sekarang ini. Kecanduan gawai pun bisa teratasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya