3 Kunci Sukses Menyusui dari Pakar Laktasi

Posisi yang tepat dan nyaman saat menyusui punya peran besar dalam kesuksesan pemberian ASI.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2019, 12:00 WIB
Puasa Ibu Menyusui / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Semua ibu tentu mengharapkan agar bisa dan sukses menyusui. Namun, tidak jarang ibu mengalami banyak 'drama' saat pemberian ASI. 

Konselor laktasi dokter Ameetha Drupadi berbagi tips agar ibu bisa lebih percaya diri dalam menyusui si buah hati. Selain produksi ASI baik, menyusui yang tepat juga berperan positif pada ikatan antara ibu dan bayi.

Berikut tiga poin utama yang disampaikan Ameetha:

Posisi yang nyaman dan tepat

Ameetha menyarankan untuk mencari posisi senyaman mungkin sebelum mulai menyusui. Bisa duduk ataupun sedikit berbaring.

“Kemudian bayi berpelukan sama ibu. Jadim bayi menghadap ibu. Kemudian tangannya ini ngerangkul. Tangannya ngerangkul ke ibu. Sehingga ketika menyusui tidak dibedong. Supaya bayi bisa merangkul,” kata Ameetha.

Setelah dada bayi dan ibu sudah berhadapan, dekatkanlah ke areola. Areola boleh sedikit dicubit, lalu dekatkan ke mulut bayi.

“Ketika mulutnya udah mangap lebar, masukkan sebagian besar areolanya. Masukkan lalu dipeluk. Jadi perlekatannya maksimal, sampai di areolanya. Semuanya, tidak hanya putingnya saja,” kata dokter itu.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Bukan Cuma Puting, Areola Juga

Ilustrasi ibu menyusui (iStockphoto)

Seperti disampaikan di poin sebelumnya, areola merupakan bagian penting yang harus masuk ke mulut bayi saat ia menyusu. Sebab kelenjar ASI berada di dalam payudara dan bukan di ujung puting.

Areola perlu dipijat oleh lidah bayi sehinga aliran ASI deras dan lancar. Bila bayi hanya  menyedot di puting, kantung ASI tidak akan terpijat dan bayi harus menyedot sekeras mungkin saat menyusu pada ibu.

“Yang ada malah lecet dan jadi lama,” kata Ameetha.

Umumnya bayi akan menyusu sekitar 10-20 menit. Kemudian setelah kenyang, bayi akan melepaskan payudara dan bahkan tertidur.

“Dalam satu hari, jumlah pipisnya atau urinenya, itu bisa lebih dari enam kali. Itu tanda bayinya kenyang, ASI nya cukup. Dan dalam per bulannya, berat badannya naik sesuai standar,” kata Ameetha.

 


Hindari Stres

Ilustraasi foto Liputan6

Stres umumnya akan dialami oleh ibu yang baru melahirkan karena mengalami perubahan pola aktivitas dan hormon. Merasa mendapat beban yang baru juga merupakan hal yang wajar. Namun, hal itu ternyata bisa mengganggu produksi ASI untuk bayi.

“Produksi ASI dan juga pengeluaran ASI itu dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Di mana hormon oksitosin itu adalah hormon cinta atau hormon happy. Sehingga ketika menyusui, diusahakan ibu selalu happy, atau penuh cinta supaya ASI banyak,” kata Ameetha.

Perasaan stres, sedih atau marah-marah justru akan menekan hormon oksitosin dan menyebabkan ASI untuk menjadi tidak lancar. Sehingga disarankan bagi ibu untuk mendapat support system yang tepat.

Jadi, jangan terlalu banyak menaruh tekanan pada diri sendiri. Percayalah diri sendiri, bahwa pasti bisa melakukan yang terbaik bagi bayi.

 

Penulis : Selma Vandika

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya