Wave of Tomorrow 2019 Siap Sajikan Karya-Karya yang Fantastis

Wave of Tomorrow akan berlangsung selama sembilan hari, tepatnya pada 20-29 Desember 2019.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 17 Nov 2019, 15:00 WIB
Talkshow The Current of Tomorrow Arts, Technology, and Music.

Liputan6.com, Jakarta - Festival seni berbasis teknologi dengan pertunjukan musik yang fantastis, Wave of Tomorrow, direncanakan akan kembali digelar oleh Level7 di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta. Tahun ini, Wave of Tomorrow akan berlangsung selama sembilan hari, tepatnya pada 20-29 Desember 2019.

Dalam menyambut festival Wave of Tomorrow, sebuah kolektif kreatif yaitu Manual Jakarta mengadakan sebuah diskusi ringan bertajuk The Current of Tomorrow Arts, Technology, and Music.

Diskusi tersebut melibatkan beberapa seniman progresif lintas disiplin seperti Sembilan Matahari dan Rubi Roesli yang juga turut berpartisipasi dalam Wave of Tomorrow. Adi Panuntun, selaku CEO dari Sembilan Matahari, turut berbagi pemikirannya soal perkembangan seni dan teknologi.

"Berbicara mengenai seni dan teknologi kini tidak akan ada habisnya. Karena keduanya terusberkembang dan berubah seiring pesatnya era digitalisasi," katanya saat ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (16/11/2019).

 


Merespons

Talkshow The Current of Tomorrow Arts, Technology, and Music

Untuk itu, ia menyambut baik berbagai kegiatan tersebut mulai dari diskusi yang diadakan Manual Jakarta, hingga nanti festival Wave of Tomorrow itu digelar.

"Kami di sini berupaya untuk merespons hal tersebut dan bagaimana kami bisa mengoptimalkan teknologi untuk mengekspresikan ide kami ke dalam sebuah karya. Keterlibatan kami di Wave of Tomorrowjadi salah satu bukti bahwa walaupun seni dan teknologi berubah, tapi konsisten kami dalamberkarya tetap sama," tegasnya.

 


Terus Berprogres

Talkshow The Current of Tomorrow Arts, Technology, and Music

Nantinya, Sembilan Matahari akan menyajikan karya yang tentunya akan terus meningkat dari sebelumnya.

"Karya kami nanti akan berbicara banyak bagaimana kami terus berprogres dan menciptakan sebuah transformasi. Dari yang tadinya mungkin kami hanya dikenal sebagai video mapping artist, tapi sekarang kami sudah jauh bereksperimen dan terbukti dapat mengadopsi berbagai jenis teknologi untuk karya yang aheads of its time" lanjut Adi Panuntun lagi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya