Liputan6.com, Jakarta - "Cita rasa, simbol kebahagiaan, dan erat hubungannya dengan kebersamaan," kata President of World Potato Congress (WPC) Inc. Romain Cools mendeskripsikan kentang goreng Belgia secara singkat saat sesi one on one interview dengan Liputan6.com di kawasan Kemayoran, Jakarta, Jumat, 15 November 2019.
Makanan yang sudah jadi bagian keseharian warga Belgia ini, kata Romain, dilanda sedikit salah paham. Penggunaan nama french fries membuat tak sedikit orang mengira kentang goreng berasal dari Pranics
"Padahal, french fries pertama kali dibuat di Belgia tahu 1876. French merupakan sebutan orang Belgia untuk potongan panjang dalam ukuran lebih kecil, sebagaimana kami memotong kentang goreng sebelum dimasak," jelas lelaki yang sudah berkecimpung di bisnis kentang sejak 30 tahun lalu tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Kendati, Romain menambahkan, di masyarakat Belgia, nama french yang kemudian lekat dengan kentang goreng punya banyak versi soal asal-muasalnya. "Tapi, salah satu yang bisa dikatakan valid adalah mengarah ke bentuk potongan kentang itu tadi," sambungnya.
Sebagai importir kentang terbesar kedua di Indonesia, Romain menjelaskan, kentang goresng asli Belgia punya karakter terbeda. Air, kondisi tanah, dan pengolahannya membuat kentang secara alamiah punya rasa lebih kaya.
"Ditambah potongan kentang goreng asli Belgia lebih besar dari kebanyakan kentang goreng Amerika yang sudah sangat populer dengan karakter potongan panjang dan kecil-kecil, kentang goreng punya cita rasa kian kaya," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tradisi Belgia yang Lekat dengan Kentang Goreng
Bagi publik Belgia, kentang goreng tak semata dipandang sebagai sajian pengenyang perut. Romain bercerita ada tradisi dan nilai yang dibawa dalam keseharian negara dengan dua bahasa tersebut.
"Ketang goreng yang makin populer membuat banyak bermunculan booth penjajanya, bahkan di desa-desa kecil sekalipun," tuturnya. Di antara berbagai perbedaan, kentang goreng dikatakan Romain sebagai salah satu pemersatu masyakarat Belgia.
"Anda sangat mungkin akan bertemu dengan walikota, pemain sepak bola terkenal, atau bahkan perdana meteri saat mengantre untuk mendapatkan satu atau dua porsi kentang goreng. Tidak ada kelas sosial di sana," imbuhnya.
Romain mengatakan, kentang goreng, kendati begitu lekat, bukanlah makananan yang sebenarnya dimakan setiap hari oleh penduduk Belgia. Sajian satu ini identik dengan perayaan dan festival. "Makanya saya kaitkan dengan kesenangan," sambung Romain.
Kareanya, saat nama french fires yang bisa membuat salah persepsi hendak dipatenkan, sejumlah pihak menolak. Kampanye pengenalan nama belgian fries pun digaungkan.
"Bersama produk ini, kami ingin berbagi tradisi, sesuatu yang benar-benar kami miliki pada dunia. Kami juga mau orang Indonesia sesekali menikmati kentang goreng Belgia, sebagaimana sesekali kami memakan makanan Indonesia," kata Romain.
Advertisement
Diplomasi Kentang Goreng Belgia
Di samping menceritakan tradisi di balik kentang goreng Belgia, promosi produk satu ini juga jadi medium untuk menyambut ulang tahun ke-70 hubungan bilateral antara Belgia dan Indonesia.
"Iya (diplomasi lewat kentang goreng). Karena bicara tentang makanan Belgia, orang akan bilang cokelat, waffle, bahkan bir. Tapi, kami punya lebih dari itu," kata Romain.
Karenanya, saat berpartisipasi di pameran SIAL InterFOOD 2019, mereka memboyong lima supplier kentang goreng Belgia terbesar, yaitu: Agristo, Bart’s Potato Company, Clarebout Potatoes, Ecofrost, dan Mydibel.
Kelimanya merupakan perusahaan keluarga yang telah mengirim produk kentang mereka ke lebih dari 100 negara di dunia dan sudah mengantongi sertifikat halal.
"Partisipasi ini kami anggap seagai simbol hubungan baik antara Belgia dan Indonesia," kata Flemish Economic Representative Marc Devriendt saat konferensi pers di Kemayoran, Jakarta, Jumat, 15 Noember 2019.
Indonesia sendiri merupakan pasar ketiga produk kentang beku asli Belgia di Asia Tenggara. Kecintaan masyarakat Indoensia pada makanan dengan cita rasa tinggi membuat pihak Belgia yakin produk ini bisa berkembang.
"Apalagi, ke depan keamanan makanan dari Eropa akan makin. Semua perusahaan harus mengikuti regulasi. Aturan ini kami harap bisa memberi ketenangan lebih saat konsumen asal Indonesia mengonsumsi kentang goreng asli Belgia," ujar Romain.
Kendat memanfaatkan teknologi super canggih dalam produksi kentang, seperti pemantauan lewat satelit, Romain menambahkan, pihaknya terus mencari alternatif bahan-bahan lebh alami. "Kami sendiri sudah tidak pakai pestisida," tuturnya.
Frietkot atau budaya kedai kentang goreng sendiri sudah diakui sebagai kekayaan budaya takbenda.
Pangeran Kerajaan Belgia Prince Laurent menunjuk Mr. James Bint sebagai duta besar kentang goreng Belgia, seorang figur yang digambarkan sebagai seorang yang memiliki lisensi untuk menggoreng kentang.