Liputan6.com, Jakarta - Lippo Group menegaskan jika perusahaan tidak akan berpisah dari Ovo. Kabar yang sebelumnya beredar terkait konflik Lippo dan Ovo disebut hanya rumor yang tak berbasis fakta.
"Berita-berita yang mengabarkan adanya rumor bahwa Lippo Group akan meninggalkan dan keluar dari Ovo karena tidak sejalan dengan kebijakan marketing Ovo. Hal tersebut sepenuhnya rumor, sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta," ujar keterangan Adrian Suherman, Presiden Direktur Multipolar/Direktur Lippo Group, seperti dikutip Minggu (17/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pihak Lippo mengaku sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut. Sebelumnya beredar kabar bahwa Lippo akan pisah jalan dengan Ovo karena masalah kebijakan, yakni masalah "bakar uang". Investor Lippo disebut tidak setuju praktik seperti pemberian diskon dan cashback.
Sementara, Adrian berkata semua stakeholder tetap kompak mendukung kemajuan Ovo. Perkembangan Ovo sejauh ini juga dinilai positif dalam usianya yang relatif muda.
"Bersama para pemegang saham lain, kami tetap merupakan bagian dari Ovo dan selalu mendukung kemajuan Ovo--yang hanya dalam dua tahun telah berkembang pesat," jelasnya.
Adrian pun menegaskan Ovo akan didorong untuk membantu agenda inklusi keuangan pemerintah. Perusahaan pun siap terus berkolaborasi bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kabar Hengkang
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Visionet Internasional (Ovo) Karaniya Dharmasaputra membantah kabar santer yang menyebut pendiri sekaligus investor strategis Ovo yakni Lippo Group hengkang dari perusahaan.
Kabar ini kian mencuat lantaran Ovo dinilai masih menerapkan sistem 'bakar duit' dimana pemain dan pesaing dompet digital di dalam negeri juga kian menjamur.
"Soal rumor itu, sama sekali tidak benar. Saya malah beberapa waktu lalu baru saja ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak John Riady (Direktur Lippo Group) soal pengembangan Ovo ke depan. Kepada saya, Beliau banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis Ovo," tuturnya kepada Liputan6.com Jumat, 15 November 2019.
Dia melanjutkan, perusahaan memiliki misi yang jelas untuk meraih untung. Sebagai pemain baru yang berusia dua tahun, pihaknya menegaskan Ovo kini dalam tahap edukasi dan pengembangan pasar di tanah air.
"Ini penting, karena e-money masih berada di level infancy di Indonesia pada saat ini, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan," ujarnya.
Advertisement
Terkait Investor
Di sisi lain, Karaniya tak membantah bahwa investor yang telah menyuntik dana ke Ovo memang sudah sangat beragam. Tetapi, pihaknya menegaskan bahwa perseroan dikelola secara profesional sehingga tak ada istilah asal 'bakar duit'.
"Pada awalnya, Ovo didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Tetapi saat ini pemegang saham Ovo sudah sangat beragam, seiring pertumbuhan Ovo yang sangat pesat hanya dalam waktu 2 tahun ini. Ovo saat ini merupakan perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional," pungkasnya.
Dia pun menekankan, Ovo ke depan akan terus sustain dalam mengelola dan memanajemen bisnis di Indonesia.
"Kita punya roadmap yang jelas menuju profitabilitas sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable," kata dia.