Liputan6.com, Jakarta Jutaan orang tidak menyadari, pengunaan antibiotik yang tidak tepat rentan menyebabkan bakteri penyakit yang lebih kebal.
Sesungguhnya, ada banyak jenis penyalahgunaan antibiotik yang terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin tidak disadari telah kita lakukan.
Advertisement
Dokter spesialis anak dan Pendiri Yayasan Orangtua Peduli (YOP), Purnawati Sujud, menjelaskan bahwa salah satu penyalahgunaan antibiotik adalah peresepan antibiotik yang tidak sesuai diagnosis.
Ketika seseorang mengalami batuk, pilek, influenza, atau diare tanpa darah, dokter kerap memberikan obat antibiotik. Praktik ini sesungguhnya tidak tepat.
"Padahal, antibiotik tidak efektif melawan virus," kata Wati dalam pemaparannya pada Kamis pekan lalu, ditulis Senin (18/11/2019).
Lebih lanjut, Wati menjelaskan bahwa infeksi virus umumnya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan antibiotik di sini malah bisa meningkatkan risiko resistensi antibiotik.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Kebiasaan Lain yang Tidak Tepat
Penyalahgunaan antibiotik lainnya adalah minum antibiotik tidak sesuai dosis, tidak sesuai jadwal, serta menghentikan minum antibiotik sebelum waktunya.
"Meski mungkin tubuh terasa jauh lebih baik, bakteri belum benar-benar tuntas dibasmi," kata YOP dalam penjelasannya.
Kebiasaan itu justru akan menyebabkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Kondisi lain yang harus diwaspadai adalah pemberian antibiotik dalam lini yang tinggi tanpa alasan medis yang tepat. Praktik ini juga meningkatkan risiko bakteri menjadi lebih kebal terhadap pengobatan.
Advertisement