Liputan6.com, Pyongyang - Media pemerintah Korea Utara, pada Senin 18 November 2019, melaporkan bahwa Pemimpin Kim Jong-un mengawasi latihan angkatan udara untuk kedua kalinya dalam tiga hari, bahkan ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan memutuskan untuk menunda latihan udara bersama mereka dalam upaya untuk mendorong maju pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Korea Utara.
AS dan Korea Selatan mengatakan pada hari Minggu mereka akan menunda latihan militer yang akan datang, yang dikenal sebagai Combined Flying Training Event, dalam upaya untuk meningkatkan dorongan perdamaian yang terhenti dengan Korea Utara. Washington membantah langkah tersebut merupakan bentukan pelunakan sikap kepada Pyongyang.
Baca Juga
Advertisement
Latihan-latihan tersebut, yang sudah direncanakan akan diturunkan skalanya dari tahun-tahun sebelumnya, akan mensimulasikan skenario pertempuran udara dan melibatkan sejumlah pesawat tempur dari AS dan Korea Selatan yang tidak diungkapkan untuk menguji kesiapan operasi.
Pada Senin 18 November, kantor berita negara Korea Utara KCNA mengatakan bahwa Kim Jong-un mengawasi pelatihan personel Angkatan Udara dan Anti-Pesawat Angkatan Darat dari tentara Korea Utara.
Kim "mengatakan bahwa perlu untuk melakukan latihan tanpa pemberitahuan di bawah kondisi simulasi perang nyata" untuk "meningkatkan kesiapan" unit militer Korea Utara, kata KCNA, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Senin (18/11/2019).
Pada hari Sabtu, KCNA melaporkan bahwa Kim menyaksikan "kontes penerbangan tempur" dari komandan penerbangan Angkatan Udara dan Anti-Pesawat. Sebuah foto di surat kabar pemerintah Korea Utara Rodong Sinmun menunjukkan sang pemimpin tersenyum di tengah pilot yang berkumpul di sekitarnya.
Tidak jelas kapan Kim mengawasi acara ini, atau apakah itu dilaksanakan pada hari yang sama. Tidak disebutkan soal AS atau Korea Selatan dalam laporan KCNA.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu mentweet tentang Kim Jong-un bahwa "Anda harus bertindak cepat, menyelesaikan kesepakatan" dengan Amerika Serikat, dan menutupnya dengan kalimat "Sampai jumpa!" di Twitter.
Simak video pilihan berikut:
Tes Senjata
Sementara itu, Korea Utara mengonfirmasi pada Jumat 1 November 2019 bahwa pihaknya telah melakukan pengujian ketiga terhadap peluncur roket baru "super-besar" yang dikatakannya memperluas kemampuan untuk menghancurkan musuh dalam serangan mendadak.
Uji coba pada Kamis 31 Oktober 2019 itu terjadi di tengah perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea dengan Amerika Serikat yang masih mandek.
Kantor Berita Pusat Resmi Korea (KCNA) menggambarkan tes itu sehari setelah Seoul dan Tokyo mendeteksi dua proyektil yang diluncurkan dari daerah dekat Pyongyang, ibu kota Korea Utara, untuk kemudian jatuh di perairan antara Jepang dan Korea Selatan, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (1/11/2019).
Advertisement