Menelusuri Jejak Keberadaan Keraton Surabaya

Salah satu peninggalan bersejarah di Kota Pahlawan adalah Keraton Surabaya.

oleh Liputan Enam diperbarui 19 Nov 2019, 04:00 WIB
Kebun Binatang Surabaya, salah satu objek wisata terkenal di Surabaya (Foto: wikimedia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Surabaya, Jawa Timur sudah berdiri sejak 1293. Tak heran bila banyak peninggalan dan cerita sejarah dari Kota Pahlawan ini.

Salah satu peninggalan bersejarah di Kota Ini adalah Keraton Surabaya. Terdapat bangunan menyerupai pintu gerbang bercat putih yang terletak di Jalan Penghela, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Banyak yang menyebut, pintu tersebut adalah bagian dari pintu keraton. Lebih dari itu, tidak ada jejak peninggalan keraton ini.

Untuk itu, masih banyak yang bertanya-tanya tentang kebenaran keberadaan keraton ini. Untuk mengetahui kebenaran tersebut, dibutuhkan bukti sejarah yang bisa membuktikan. Johan Silas,  pengamat kota memaparkan, beberapa bukti sejarah yang menunjukkan keberadaan Keraton Surabaya.

Dalam wawancara, Ia menuturkan terdapat seorang pendeta pernah datang ke Keraton Surabaya. Peristiwa tersebut sudah ditulis kembali dan dijadikan buku.

"Peristiwa Pendeta Vallentijn pernah singgah ke Keraton Surabaya sudah ada buku aslinya dan dikutip di buku Oud Soerabaia oleh Von Faber,” ucap Johan Silas saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin, 18 November 2019. 

Bukti lain yang Johan Silas juga sampaikan adalah dari surat milik Herman Willem Daendels sekitar tahun 1935. Dalam surat itu dikatakan, Daendels tidak senang bila ada tamu yang diterima di Keraton Surabaya. Akhirnya, Daendels pun memusnahkan keraton tersebut dan menggantinya dengan bangunan lain.

"Ada surat yang menyatakan Daendels meminta uang pada kerajaan Belanda. Suratnya masih tersimpan di Perancis," ujar Johan Silas. 

Selain itu, terdapat pula catatan seorang teman adipati yang datang ke Keraton Surabaya menggunakan gajah. Dari beberapa bukti sejarah tersebut, Johan Silas menyatakan bahwa Keraton Surabaya benar adaya.

Ia memperkirakan, Keraton Surabaya sudah ada jauh sebelum Surabaya perang dengan Sultan Agung 1623M. Johan Silas menuturkan, tak ada peninggalan berupa fisik yang tersisa dari Keraton Surabaya. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Peninggalan Keraton di Masa Kini

Bila melihat kondisi kota saat ini, jejak Keraton Surabaya hanya dapat terlihat dari nama-nama kawasan atau daerah yang ada. Johan Silas mencontohkannya dengan "Bubutan". "Bubutan" diambil dari "Butotan" yang berarti pintu gerbang. Dahulu, di sanalah terdapat pintu gerbang Keraton.

"Di sana terdapat pintu bagi penjaga keraton, melalui pintu itu mereka melintas, tanpa dihalang-halangi dan langsung masuk," ucap Johan Silas.

Dari nama kawasan yang ada saat ini, dapat terlihat keberadaan keraton. Johan Silas menuturkan, susunan ini dapat membuktikan kelengkapan Keraton Surabaya.  

"Utara sebagai tempat tamu, selatan sebagai tempat keluarga, barat sebagai tempat pejabat keraton, dan timur sebagai tempat bekerja,” ujar dia.

Utara sebagai tempat tamu ditunjukkan dengan adanya alun-alun, pasar besar, dan masjid untuk menyambut para tamu atau pendatang. Sedangkan selatan sebagai tempat keluarga dibuktikan dengan nama-nama kawasan yang menggunakan nama kerajaan keluarga.  

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya