Liputan6.com, Kebumen - Senja di Pantai Surumanis, berdiri di puncak bukit memandang cakrawala jingga kekuningan dengan birunya laut lepas. Hamparan pasir basah di bawah dan ombak keperakan menyapu-menghempas tepi benua.
Di belakangnya, tebing-tebing abu pucat dan bukit-bukit hijau terhampar syahdu. Hati siapakah yang tidak jatuh cinta?
Senja di Pantai Surumanis terlampau elok untuk diceritakan. Ia patutnya dipotong, dicuri, seperti ulah Sukab dalam dalam cerpennya Seno Gumira Ajidarma ‘Sepotong Senja untuk Pacarku’.
Kalau perlu tidak hanya senja, fajar subuh juga mesti dipotong-diambil. Dengan begitu, pengunjung lebih Sukab dari Sukab, senja di saku kanan, fajar di saku kiri. Kemudian mengirim potongan cakrawala itu untuk sang kekasih.
Baca Juga
Advertisement
“Bersama Surat ini kukirimkan padamu sepotong senja – dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah Kamu menerimanya dalam keadaan lengkap? Seperti setiap senja di pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan,” kata Sukab dalam sebuah fragmen.
Surumanis menawarkan janji indah seperti senja dalam cerpen itu. Selama langit bersih, sunrise dan sunset dalam satu paket kesehariannya takan lepas dari mata.
Apalagi, ia merupakan pantai perawan yang belum banyak diketahui orang. Sepi sampah, dan kebisingan-kebisingan lain dari arus gerak perputaran ekonomi. Tempat favorit untuk mengasingkan diri dari jenuhnya rutinitas harian.
Pantai Surumanis berada di selatan Kebumen, tepatnya berada di perbatasan Desa Pasir dan Desa Srati, Kecamatan Ayah. Dari Terminal Ayah pengunjung menuju selatan, menyusuri jalan Ayah - Karangbolong.
Simak video pilihan berikut ini:
Fasilitas di Pantai Surumanis
Setelah melewati penunjuk jalan ke Pantai Menganti, tidak lama kemudian ada penunjuk jalan menuju Pantai Pasir dan Tempat Pelelangan Ikan Pasir. Untuk ke Surumanis, pengunjung terus mengikuti jalan tersebut.
“Ikut jalan utama yang menuju ke Pantai Pasir itu, nanti juga melewati persimpangan-persimpangan yang menuju pantai lain, seperti Pantai Lampon, Tanjung Karang Pengantin, dan Pantai Gebyuran,” ujar Agung Wibowo, pemandu saat Liputan6.com mengikuti agenda piknik jasa trip planner setempat, Camp Hemat, awal November 2019 lalu.
Akses jalan mudah dilewati. Sesampainya di tempat parkiran, pengunjung perlu jalan kaki sekitar 10 menit untuk ke bibir pantai. Kami yang sampai sekitar pukul 16.00 WIB memutuskan langsung ke lokasi camping di Bukit Saga.
Kendaraan roda empat diparkir tak jauh dari lokasi kemah. Selebihnya butuh jalan kaki sekitar lima menit. Sedangkan kendaraan roda dua bisa langsung sampai di lokasi camping.
Sempat heran, pantai yang baru dibuka 11 Mei 2017 itu ternyata telah telah memiliki fasilitas yang memadai seperti toilet, listrik, bahkan wifi gratis untuk pengunjung. Kasiman, pengelola obyek wisata ini mengaku berupaya menjaga alam sekitar namun tetap memerhatikan kebutuhan wisatawan.
Lagi, bicara senja di Surumanis tak pernah ada kata pungkas. Matahari jingga bakal tenggelam di balik bukit kecil, untuk mendapatkan gambar yang indah, bisa dari puncak bukit Saga.
Lokasi favorit pengunjung untuk berfoto lainnya berada di jembatan kayu tak jauh dari parkiran utama. Bibir pantai sepanjang 600 meter dan ombak halusnya bakal terihat apik di bawah.
Sunrise di sana pun tak kalah indahnya, matahari menyembul dari tepi laut terjauh yang bisa dipandang mata. Setelah berpuas dengan matahari pagi, basah air laut tentu lah pilihan terbaik.
Advertisement
Sepotong Senja untuk Kekasih
Pantainya landai, dengan beberapa batu karang yang bertengger di atas pasir hitam. Selama bukan musim badai, ombak Samudera Hindia sungguh bersahabat dengan pengunjung.
Dari pantai kami dituntun Kasiman untuk menjajal rumah makan menu tradisional bernama Saung Kaprok yang terletak di dekat parkiran utama. Kalau beruntung, sesekali ada monyet liar turun menyapa pengunjung. Maklum, bukit hijau dibelakangnya masih asri.
Menu khas Desa Pasir yang jadi andalan ialah Nasi Kaprok dan Gapetan Ikan. Menu khas pesisir yang patut dicoba untuk merasakan keseharian warga Pasir.
“Menu ini cuma ada di Pantai Surumanis, diolahnya pun dari bahan-bahan lokal yang tersedia di sini,” ujarnya.
Nasi kaprok terdiri dari nasi, jantung pisang, daging ayam yang dimasak santan kelapa. Kata pemilik warung, santan kelapanya mesti olahan dari kelapa yang tidak tua, tapi juga tidak muda.
Sedangkan gapetan ikan merupakan ikan asap dari jenis pari, tongkol, atau manyung. Setelah diasap baru disayur, bisa di masak cabai hijau, tomat, dan bumbu rujak. Asiknya, kami juga bisa membeli ikan asap itu untuk oleh-oleh di rumah.
Satu hari, satu malam di Surumanis memang menyenangkan. Keramahan pengelola, fasilitas, dan janji panorama indah memang ditepati. Dan jangan lupa, sebelum pulang, memotong senja untuk sang kekasih.