Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) akan mengunjungi Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Selasa sore.
"Info dari DPP, Beliau datang pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB," ujar staf Hidayat Nur Wahid, Nasrul, lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Advertisement
Ketua Badan Perencanaan DPP PKS Bukhori Yusuf sebelumnya pada Jumat pekan lalu sempat mengutarakan rencana kedatangan Partai Berkarya.
"Partai Berkarya memang sudah janji mau datang ke sini," ujar Bukhori seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, rencana pertemuan itu sempat tertunda pekan lalu karena PKS memiliki rencana kegiatan lain. Akan tetapi, PKS memberi kesempatan untuk bertemu lagi pekan ini untuk menciptakan suasana politik yang produktif.
Petinggi PKS yang akan hadir di antaranya Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan jajaran pimpinan PKS lainnya.
Petinggi Partai Berkarya yang akan berkunjung ke kantor PKS yakni Ketua Umum Berkarya Hutomo Mandala Putra, Kepala Dewan Pertimbangan Titiek Soeharto, Kepala Dewan Kehormatan Tedjo Edy, dan Sekretaris Jenderal Priyo Budi Santoso.
Bukhori mengatakan, petinggi-petinggi partai politik harus sering silaturahmi agar menciptakan iklim politik yang kondusif.
"Supaya saling memahami, tidak selalu berpikir negatif," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ingin Menjadi Perekat
Menurut dia, silaturahmi adalah DNA yang dimiliki PKS sebab partai ini ingin berfungsi sebagai perekat bangsa dan umat.
"Makanya, supaya menjadi perekat, kami harus silaturahmi ke sana-sini," kata Bukhori.Dia menjelaskan, silaturahmi antarpartai politik penting karena negara Indonesia yang luas ini tidak bisa hanya dikelola seorang diri, tetapi justru memerlukan bantuan pihak lain.
"Ketika meminta bantuan yang lain, Anda tidak serta-merta menuntut orang harus jadi mitra, tidak. Jadi, silaturahmi yang kami jalankan itu dalam rangka memperkuat titik temu-titik temu," tandas Bukhori.
Advertisement