Ulang Tahun Hari Ini, Intip 5 Hal soal Wali Kota Surabaya Risma

Selamat ulang tahun Bu Risma. Tepat 20 November 2019, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berulang tahun ke-58. Dalam rangka HUT Risma, berikut selintas profilnya.

oleh Liputan Enam diperbarui 20 Nov 2019, 04:00 WIB
Momen Ibu Risma Saat Ikut Parade Surabaya Juang 2019 (sumber:Instagram/surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Selamat ulang tahun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). Tepat 20 November, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) berulang tahun. Pada 2019, wanita tersebut memasuki umurnya yang ke 58. 

Tri Rismaharini lahir pada 20 November 1961 di Kediri, Jawa Timur. Risma adalah anak ketiga dari pasangan M. Chuzaini dan Siti Mudjiatun. Sehari-hari, Risma tumbuh bersama empat saudara lainnya serta 70 anak panti asuhan yang dikelola ayah Risma. 

Sejak kecil, Ririn, nama panggilan lain dari Risma, senang berkegiatan. Ia baru masuk ke dunia politik pada 1997 sebagai salah satu kader partai PDIP. Risma menjadi wali kota wanita pertama yang memimpin Kota Pahlawan. 

Dalam rangka HUT Risma, berikut selintas profil Tri Rismaharini yang Liputan6.com rangkum dari buku Kisah, Perjuangan, & Inspirasi Tri Rismaharini karya Ervina Pitasari:

1. Riwayat Pendidikan

Risma menempuh pendidikan formal pertamanya di SD Negeri Kediri. Selain bersekolah, Risma juga mengikuti kegiatan tari. Ia beberapa kali mengikuti lomba-lomba tari tradisional di daerah Kediri. Bakat menarinya membuat Risma banyak dikenal oleh hampir seluruh siswa di SD-nya. 

Pada 1973, Risma melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Kediri. Namun masa sekolah di SMP tersebut hanya berlangsung sebentar. Dikarenakan beberapa hal, Risma dan saudara-saudarnya harus pindah ke Surabaya. Akhirnya Risma melanjutkan sekolahnya di SMP 10 Surabaya. 

Selulusnya dari bangku SMP, Tri Rismaharini melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 5 Surabaya. Berbeda saat sekolah dasar, saat SMA Risma mengikuti aktivitas olahraga yaitu lari. Berkat gigihnya berlatih, Ia sempat membawa kemenangan dari perlombaan lari. Risma pernah menduduki peringkat kedua setelah Henny Maspaitella, seorang pelari nasional yang terkenal pada 1998.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Risma di Dunia Perkuliahan

Risma memamerkan hasil karya lukisan dari teman disabilitas (Sumber: Instagram/surabaya)

2. Dunia Perkuliahan 

Saat mempersiapkan dunia perkuliahan, sebenarnya Risma ingin mendaftar jurusan Kedokteran di salah satu universitas di Solo. Namun, hal tersebut tidak disetujui oleh kedua orangtua, karena jarak terlalu jauh. 

Akhirnya, Risma masuk ke Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dengan jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Dalam menjalani perkuliahan, beberapa kali Risma harus survei ke beberapa kampung. Kegiatan tersebut Risma jalani dengan giat dan tidak merasa lelah. 

Walau sudah mendapatkan gelar dari studinya di S1, Risma masih ingin menimba ilmu. Ia pun akhirnya melanjutkan studi S2 dengan mengambil jurusan Manajemen Pembangunan, masih di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Sejak masa perkuliahan ini, Risma telah memiliki keinginan untuk membangun Surabaya menjadi kota yang lebih baik. Hasil dari pendidikan ini dapat terlihat saat Risma memimpin Surabaya. Ia banyak membangun taman-taman kota, dan memperbaiki kawasan yang sebelumnya tidak terurus.

3. Melawan Penyakit Asma

Sejak kecil, Risma telah mengidap penyakit asma. Penyakitnya ini membuat Risma harus bolak-balik ke rumah sakit untuk berobat. Saat Risma kecil, Rumah Sakit DKT lah yang paling sering Ia dan orang tuanya kunjungi.

Rutinitas pengobatan itu sudah dimulai bahkan sejak Ia masih duduk di Sekolah Dasar. Salah satu temannya, Sundari mengungkapkan, Ririn sering tidak terlihat di kelas karena harus menjalani pengobatan.

Penyakit tersebut terus berlangsung hingga Risma ada di bangku kuliah. Dalam dunia perkuliahan, Risma sempat bergabung dengan komunitas yang berisi para mahasiswa yang gemar mendaki gunung.

Walau dilarang keras oleh ibunya, Risma tetap berkali-kali mendaki gunung. Gunung tertinggi yang pernah Risma daki adalah Gunung Semeru. Melalui kegiatan inilah, kondisi fisik Risma makin membaik. Penyakit asama yang dideritanya pun lama kelamaan menghilang dan Risma akhirnya dinyatakan sembuh.


Karier Politik Risma

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri acara pelantikan dirinya sebagai Ketua DPP PDIP bidang Kebudayaan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (19/8/2019). Risma resmi menjabat sebagai Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024. (Liputan6.com/Johan Tallo)

4. Karier Politik Risma

Awal karier Risma dalam dunia politik adalah menjadi salah satu kader partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 1997 hingga 2000. Saat itu posisinya belum tinggi, yakni menjabat sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya. 

Sebelum menjadi wali kota, Risma sempat menjabat berbagai posisi. Ia sempat menjadi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya pada 15 Januari 2001 hingga 16 Februari 2002. Kemudian, Ia menjabat sebagai Kepala Cabang Dinas Pertamanan sampai 2 September 2002. 

Selanjutnya, Risma menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Pembangunan sampai 1 Juni 2005. Dalam jabatan ini, Risma membuat kebijakan e-procurement yang cukup menggemparkan warga Surabaya. Kemudian, Risma menduduki posisi Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dan masih terdapat beberapa jabatan lainnya. 

Dari pengalaman bekerja yang sudah terbangun bertahun-tahun, akhirnya Ia maju dalam pemilihan Wali Kota Surabaya. Ia resmi memimpin Surabaya pada 2010 bersama Bambang D.H. Keduanya diusung oleh PDIP.


Penghargaan untuk Risma

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta anak-anak yang terindikasi tawuran untuk tidak lagi membuat geng. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

5. Penghargaan untuk Risma

Melalui kiprahnya dalam dunia pemerintahan, Risma meraih beberapa penghargaan. Pada Juli 2019, Risma menerima penghargaan Women Empowerment Award (WEA) di Singapura. Risma menerima penghargaan ini karena dinilai telah berhasil memberdayakan perempuan. Penghargaan ini hanya diberikan pada tujuh warga Negara Indonesia yang berlatar belakang yang berbeda. 

Selain itu, pada 2017 Risma meraih penghargaan The President of Association otherways management & consulting Paris-Franc Otherways Management Association Club (OMAC). Risma juga mendapat penghargaan internasional “Ideal Mother” dari Islamic Educational Scientific and Cultural Organization" (ISESCO) Kairo pada 2016. 

Pada 2014, Risma meraih penghargaan Mayor Recognition’s Awards (MRA) dari The Eastern Regional Organisation for Planning and Human Settlements (EAROPH). Ia juga menerima penghargaan sebagai wali kota terbaik dunia dari Citymayors.com. 

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya