Pabrikan Otomotif Jepang Siap Investasi Puluhan Triliun Rupiah di Indonesia

Saat berada di Negeri Sakura, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan one on one meeting secara maraton dengan delapan korporasi Jepang, dan tidak terkecuali jenama otomotif.

oleh Arief Aszhari diperbarui 20 Nov 2019, 09:06 WIB
Salah satu titik di pabrik Toyota di Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pelaku industri skala besar di Jepang akan investasi di Indonesia hingga Rp40 triliun sampai 2023. Bahkan, saat berada di Negeri Sakura, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan one on one meeting secara maraton dengan delapan korporasi Jepang, dan tidak terkecuali jenama otomotif.

Hal tersebut, seiring dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang memprioritaskan pengembangan industri otomotif di dalam negeri agar lebih berdaya saing global.

"Kami mendapat laporan tentang rencana ekspansi dari Toyota Group sebesar Rp28,3 triliun. Ini termasuk pengembangan Toyota, Daihatsu, dan Hino,” sebutnya.

Investasi ini akan direalisasikan dalam periode lima tahun, yakni 2019-2023 untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.

Di samping itu, Honda menyampaikan akan merealisasikan investasi sebesar Rp5,1 triliun pada periode 2019-2023 di Indonesia. “Investasi tersebut untuk model baru dan pendalaman industri, lokalisasi dan sebagainya. Karena memang salah satu nilai positif dari Honda adalah menempatkan pusat penelitian dan pengembangannya di Indonesia,” papar Menperin.

Sementara itu , Kemenperin juga mengajak para investor agar bisa membawa atau membangun pusat R&D-nya di Indonesia. “Kami jelaskan ada regulasi PP No 45/2019, yang memberikan fasilitas super deduction tax. Jadi, industri yang bangun R&D akan dapat super deduction tax sebesar 300 persen," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Porsi Baja

Menperin juga mengharapkan kepada Krakatau Nippon Steel Sumikin (Nippon Steel Group) agar terus meningkatkan porsi baja canai gulung dingin lokal, agar tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sektor otomotif meningkat sekaligus bisa menekan impor.

“Misi kami bertemu dengan Nippon Steel agar Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) bisa meningkatkan porsi baja canai gulung dingin atau CRC (cold rolled coil),” tuturnya.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk mencari substitusi barang sejenis yang diimpor dari Jepang sebagai bahan baku sektor otomotif.

Terpisah, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Menperin, Toyota Group memberikan update ekspor yang mencapai 200.000 unit pada tahun 2018. "Kami juga menyampaikan kembali kepada Pak Menteri mengenai komitmen Toyota Group sebesar Rp28,3 triliun," pungkasnya.

Pada kegiatan one on one meeting di Tokyo, Menperin Agus telah bertemu sejumlah industri otomotif asal Negeri Sakura, antara lain dengan direksi Mitsubishi Motors Corporation (MMC), Toyota Group, Daihatsu Motor Corporation, Hino Motor, Suzuki Motor Corporation, Isuzu Japan, dan Honda Motor.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya