SHOWBIZ UNCENSORED: Aku Kualat dengan Suami Siriku (Bagian 2)

Di bagian kedua SHOWBIZ UNCENSORED: Aku Kualat dengan Suami Siriku ini, terkuak kisah dramatis hidup Andini.

oleh Josephine S diperbarui 19 Nov 2019, 20:45 WIB
Showbiz Uncensored

 

Liputan6.com, Jakarta Semua tambah membingungkan.

Beberapa hari yang lalu aku habis curhat dengan Sisca, sahabatku, Raka baru saja melamarku. Sisca jelas tak setuju karena dia tahu aku masih terikat pernikahan dengan Bang Indra, pengusaha kaya raya asal Sulawesi.

Pernikahan siri aku dengan ayah beranak 3 itu tak diketahui publik. Aku memang istri keduanya. Hanya sedikit orang-orag terdekatku yang tahu. Penggemarku masih percaya aku adalah single woman. Pemirsa yang senang dengan sinetron-sinetron yang aku bintangi selama ini banyak yang terkecoh. Haha.

Aku memang jaim. Menjaga sekali soal itu. Setiap wartawan yang bertanya, siapa kekasihku, aku sering mengelak menjawab. Atau pewarta infotainment yang julid bertanya, “Kapan nih Mbak Andini menikah? Aku selalu punya jawaban khasku. “Ntar ya kalau sudah pasti menikah pasti diundang, nah saat itu pada tahu deh semua ya siapa suamiku,” jawabku.

Tapi, entah mengapa lamaran Raka, pria muda yang usianya di bawah aku itu, membuat aku ingin ‘show off’. Aku ingin menunjukkan statusku sebagai istri seseorang. Aku sudah lelah bersembunyi di balik pernikahan siriku.

Aku ingin tunjukkan ke para penggemar, aku adalah istri seorang pria kaya raya tampan dan terpandang di negeri ini. Dan, sebenarnya, aku juga sangat tergiur dengan gemerincing rupiah Raka, yang dalam hitung-hitunganku lebih dari Bang Indra.

“Duh elo emamg nggak ada puasnya ya, Din,” kata Sisca, sahabatku.  

 

Ikuti Showbiz Uncensored di halaman berikutnya.


Bapak Sempat Menentang

Ilustrasi cincin pernikahan. (dok. pexels.com/i love simple beyond)

Tiga tahun menjadi istri siri Bang Indra bukannya aku nelangsa. Soal pengakuan, aku memang tak meminta. Hello, siapa juga yang mau diakui sebagai istri kedua. Tapi, aku kan dilimpahi materi yang nggak putus-putus oleh Bang Indra. Mau ke mana-mana Bang Indra royal kasih uang saku. Itu di luar transferan nafkah lahir tiap bulan.

Sejak perkenalan kami di peluncuran filmku, beberapa tahun lalu, Bang Indra memang agresif mendekatiku. Padahal dia sudah beristri dan punya 3 orang anak. Tapi, aku luluh. “Neng yakin mau menikah dengan pria sudah beristri?,” tanya Bapak ketika itu.


Tak Mau Berzina

Sebagai bungsu kesayangan keluarga, aku punya sapaan manja “Neng’. Bapak dan kakakku Mas Andra sempat menentang. “Tolong Bapak jadi wali nikah. Ini sudah pilihan Neng,” kataku saat itu.

Sebenarnya sih, itu karena Bang Indra juga. Dia paham agama dan tak mau berzina denganku. Lantaran rasa cintanya yang besar padaku membuat dia meminta ijin istrinya untuk menikahiku. 


Istri Muda Dilimpahi Harta

Entah apa yang disampaikan Bang Indra pada istrinya, yang jelas pernikahan kami terjadi juga. Tapi, aku minta pada Bang Indra tak boleh diumbar, aku tak mau diperkenalkan sebagai istri keduanya. Aku cukup minta ‘disantuni’ sebagai istri.

Bang Indra penuhi keinginanku. Limpahan materi diberikan. Selentingan sih dengar-dengar istrinya yang tinggal di pulau seberang itu nggak masalah. Asal kesejahteraannya bersama 3 anak mereka dipenuhi. Sebagai orang kaya di daerah, mereka memang hidup makmur sekali.


Pundi-Pundi Rupiah

Di sela-sela kesibukanku sebagai pemain sinetron, aku punya hobi jalan-jalan keluar negeri. Jadwal syutingku nggak padat-padat amat kok. Aku tidak cukup sering bermain sinetron stripping dan sesekali berakting di FTV.

Tapi, publik memahaminya aku sebagai pesinetron dengan bayaran mahal. Apalagi, aku selalu mengesankan punya bisnis keluarga yang membuat pundi-pundi rupiahku besar.  Padahal sih karena pemasukanku berasal dari transferan Bang Indra. Hahaha.

 


Gemar Belanja Barang Mahal

Menjadi istri seorang pengusaha kaya, meski nikah siri ternyata nikmat. Aku bisa memuaskan hobi belanjaku, barang-barang branded. Kalau mengandalkan honor bermain sinetron mana bisa.

Aku jadi keranjingan jalan-jalan keluar negeri. Ya seperti seleb pada umumkan kegiatanku itu aku unggah di akun social media. Publik juga lebih kenal aku sebagai sosialita yang gemar travelling keluar negeri ketimbang menghafal judul sinetron apa saja yang pernah aku bintangi.

Aku pikir, ya bodo amat sih. Asal mereka nggak julid sama kehidupanku. Aku nggak nyusahin orang kan?

“Sukses banget ya elo. Bahagia nih kayaknya jadi istri Bang Indra. Tajir melintir habis,” kata Sisca, sahabatku, di bulan-bulan awal setelah aku resmi nikah siri dengan Bang Indra.


Bapak Meninggal

Bang Indra bukan hanya royal pada diriku. Tapi, dia juga tak pelit memberikan limpahan materi pada keluargaku. Tak lama setelah pernikahan kami, Bapak meninggal. Sementara, Mamah sudah lebih dulu meninggalkan kami, saat aku baru meniti karier sebagai pesinetron.

Praktis Andra, kakakku yang menjagaku setelah kami jadi yatim piatu. Dia berpesan agar aku bisa menjaga perilaku sebagai istri. “Neng kan sudah nikah. Meski tak dicatatkan negara tapi sudah sah di mata agama,” kata Mas Andra.

Tapi, agaknya harapan Mas Andra seperti jauh panggang daripada api. Santunan rutin yang diberikan Bang Indra, bagiku nggak pernah cukup. Aku seperti tak pernah puas berbelanja barang mahal hingga akhirnya tergoda menerima ajakan kencan seorang pria.


Sugar Daddy

Soal kencan semalam dengan pria A atau pria B aku jaga sekali tak tercium siapapun. Sisca, sahabatku tidak tahu soal ini. Hanya managerku Rere yang tahu soal jadwal ‘kegiatan tambahanku’ selain syuting itu. Biasanya kami kencan di luar negeri.

Iming-iming bisa jalan-jalan ke negeri orang itu membuat aku menerima ajakan ‘sugar daddy’ itu. Pria kaya raya tahunya aku single woman. Atau kalaupun ada yang mendengar selentingan tentang aku dan Bang Indra, mungkin mereka tidak peduli.

Hingga Bang Indra mengetahui aktivitas tak elokku.

 


Marah dan Didiamkan

Bang Indra marah. Dia tahu kelakukanku selingkuh darinya. “Abang masih kurang kasih uang ke Neng?,” tanyanya ketika kami sedang berada di hotel mewah di Negeri Kangguru.

Aku minta maaf. “Neng tahu, neng salah. Maafkan Neng Bang,” kataku dengan air mata menetes. Aku tahu sudah mencederai pernikahan.

“Neng nggak mau Abang kasih pengakuan sebagai istri Abang. Ya sudah abang turuti. Tapi, jangan seperti ini. Itu dosa besar,” kata Bang Indra lagi.

Setelah kejadian itu, aku sempat didiamkan Bang Indra. Kami tak berkomunikasi beberapa lama. Meski dia tetap memberikan nafkah lahir.

Hingga akhirnya muncullah sosok Raka. Dan, itu menjungkirbalikkan hidupku…

(Bersambung)

 

Disclaimer: 

Kisah dalam cerita ini adalah milik penulis. Jika ada kesamaan jalan cerita, tokoh dan tempat kejadian itu hanya kebetulan. Seluruh karya ini dilindungi oleh hak cipta di bawah publikasi Liputan6.com.

(Josephine S)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya