CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Cuma 4,9 Persen

Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 5,1 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 13:28 WIB
Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunam gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (27/8/2019). Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 bakal berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,1 persen. Prediksi ini diakui melebar dibandingkan prediksi sebelumnya.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, jika sebelumnya range prediksi hanya sebesar 0,1 persen, maka untuk 2020 melebar jadi 0,2 persen.

"Menjadi 0,2 persen karena faktor ketidakpastiannya sangat tinggi, sehingga range-nya melebar. Di tahun depan kita akan melihat lagi kecenderungan pertumbuhan ekonomi apakah ke 5,1 persen atau 4,9 persen," kata dia, dalam diskusi, di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Prediksi itu, lanjut Faisal, mempertimbangkan dua skenario yang terjadi di tahun depan. "Dari prediksi pertumbuhan global meningkat tapi tertahan. Perlambatan pertumbuhan terjadi di Amerika Serikat (AS) dan China. Bisa jadi lebih negatif bila eskalasi perang dagang ini berlanjut," ungkapnya.

"Bisa lebih positif jika Presiden AS Donald Trump ini tidak terpilih di 2020, perang dagang itu otomatis diperkirakan tidak berlanjut, bisa berlanjut lagi jika Trump terpilih," lanjut Faisal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Minyak Dunia

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Terkait harga minyak dunia, jelas dia, pun diprediksi bisa menurun, tapi bisa juga malah meningkat. Harga minyak di baseline kita prediksi akan melemah, tapi bisa juga meningkat ketika ada faktor geopolitik yang memengaruhi secara tiba-tiba," jelas dia.

Sementara ekonomi domestik di tahun depan, pihaknya memperkirakan kondisi fiskal masih tetap berjalan seperti tahun ini. Sementara inflasi diprediksi mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan-kebijakan yang direncanakan pemerintah akan dilakukan di awal tahun depan. "Lalu pelonggaran moneter akan berlanjut, tapi dampaknya pada likuiditas tidak banyak berubah," ujar dia.

"Harga komoditas diperkirakan tumbuh marjinal. Nilai tukar stabil. Ada deregulasi tapi tidak banyak berdampak pada Investasi dan pertumbuhan sektor riil. Sehingga pertumbuhannya kurang lebih 4,9 persen sampai 5,1 persen,"

 


Prediksi 2019

Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara hingga akhir tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 5,1 persen. Angka ini lebih rendah dari target yang dipatok dalam APBN sebesar 5,3 persen.

Meski demikian, sejumlah indikator ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019, seperti indikator tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, dan tingkat inflasi masih bisa dijaga dengan baik.

"Namun, capaian yang lain masih menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Yang paling kentara adalah realisasi pertumbuhan yang jauh dari target serta defisit transaksi berjalan yang justru semakin lebar," tandasnya. 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya