Solusi Ridwan Kamil Atasi Masalah di Jalur Tambang Parungpanjang Bogor

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, ada solusi jangka pendek yang bisa dilakukan segera.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Nov 2019, 02:00 WIB
Ratusan pelajar SMA Negeri 1 Parungpanjang, Kabupaten Bogor berunjuk rasa di halaman sekolah mereka, Rabu (6/11/2019) siang.

Liputan6.com, Bandung - Jalan tambang Parungpanjang di Kabupaten Bogor masih menyisakan polemik. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mencarikan solusi agar aktivitas masyarakat dan kegiatan tambang tidak terganggu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, ada solusi jangka pendek yang bisa dilakukan segera. Pertama, mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

"Jadi problem dari jalur tambang itu kan dua. Satu kecelakaan di siang hari, dua bikin macet. Dari laporan kecelakaan sudah turun karena kan siang dilarang. Jadi setengah masalah sebenarnya sudah menurun," kata Ridwan seusai rapat pimpinan khusus di Gedung Sate, Senin, 18 November 2019.

Diketahui, kecelakaan di jalur tersebut umumnya terjadi karena truk tambang beroperasi pada siang hari, beririsan dengan kegiatan orang ke sekolah, ke pasar, dan lain-lain.

"Karena dilakukan pembatasan, kecelakaan turun. Tapi menunggu jam tayang, mereka parkir di pinggir jalan sehingga mereka menimbulkan masalah kemacetan. Jalan menyempit setengahnya," ujar Ridwan.

Untuk itu, dalam rapat tersebut muncul gagasan agar parkir truk ditata.

"Solusinya sedang diperintahkan agar pemilik tambang memiliki lahan parkir sendiri. Jadi parkirlah di tambang masing-masing sebelum jam tayang, jangan parkirnya di jalan umum," katanya.

Menurut Emil, opsi lainnya dari Pemprov Jabar adalah mencari lahan yang bisa disewa dengan skala yang cukup luas. Sehingga truk-truk tambang tidak lagi parkir di jalan raya tapi parkir di tanah yang dikelola pemerintah.

"Buat jangka panjangnya, sedang dipersiapkan jalur tambang. Sudah diputuskan jalur dan nilainya sudah diketahui. Sedang dihitung apakah itu bisa menjadi investasi," ucapnya.

Opsi pertama yaitu jalan tambang dibiayai swasta. Kemudian pihak swasta pemilik jalan dapat mengutip truk yang lewat. Sedangkan, hasil kutipannya dipakai buat membayar ke bank sehingga tidak perlu menggunakan APBD.

"Opsi kedua, kalau swasta tidak bisa memungkinkan baru kita hitung APBD masuk. Jadi berita baiknya jalan tambang jalan terus sedang dikaji, ada dua pilihan oleh swasta atau APBD," katanya.

Seperti diketahui, ratusan pelajar SMA Negeri 1 Parungpanjang, Kabupaten Bogor berunjuk rasa di halaman sekolah mereka, Rabu (6/11/2019) siang. Para siswa menuntut Pemerintah Kabupaten Bogor konsisten menerapkan pemberlakuan jam operasional truk yang mengangkut material tambang dari beberapa kecamatan di wilayah utara Kabupaten Bogor.

Sebab, truk besar yang hilir mudik setiap saat sangat mengganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan jiwa masyarakat khususnya para pelajar sekolah.

Simak video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya