Sandiaga Uno Ajak Swasta Buka Lapangan Kerja

Untuk mencipatakan lapangan kerja, Sandiaga Uno meminta agar pemerintah mendorong sektor swasta untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 13:59 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno melambaikan tangan setibanya di TPS 002 Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk menggunakan hak politiknya dalam Pemilu 2019, Rabu (17/4). Pemilu 2019 terdiri dari Pilpres dan Pileg yang diselenggarakan secara serentak (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno menyambut baik pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di kisaran 5 persen. Hanya saja, pertumbuhan tersebut tidak diimbangi dengan kondisi lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia.

"Baik ekonomi tumbuh 5 persen, tapi di mana lapangan kerja? Di mana lapangan kerja berkualitas untuk generasi muda Indonesia?" ujarnya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Untuk mencipatakan lapangan kerja, dirinya pun meminta agar pemerintah mendorong sektor swasta untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi dalam negeri. Dengan demikian, hal tersebut akan memperbanyak ruang lapangan pekerjaan baru.

"Kita butuh investasi dan itu bakal menciptakan lapangan kerja. Sekarang saatnya sektor swasta mengambil kesempatan. Saya tak suka jika terus mengatakan Indonesia memiliki potensi besar namun tiga tahun kemudian tetap mengatakan hal yang sama," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Mahal

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno berada di dalam mobil usai pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kuningan, Jakarta, Kamis (10/1). Prabowo-Sandi melakukan pertemuan tertutup di kediaman SBY. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di samping itu dirinya juga menyoroti persoalan lain yang kini dirasakan oleh masyarakat. Di tengah pertumbuhan stagnan harga-harga pangan justru cenderung mahal. Tak hanya pada pangan bahkan kenaikan tarif listrik hingga iuran BPJS Kesehatan pun juga mengalami hal serupa.

"Memang kita tumbuh 5 persen dengan tingkat inflasi yang cenderung rendah. Tapi mengapa harga-harga pangan masih mahal? Begitu juga dengan tarif listrik dan juga layanan kesehatan dengan tarif BPJS yang bakal naik dua kali lipat tahun depan," ujar dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya