Liputan6.com, Jakarta - Kaca film merupakan komponen yang sangat penting pada mobil. Selain mampu menahan panas dan cahaya matahari yang mengganggu pengendara, kaca film juga berfungsi untuk menjaga privasi pemilik kendaraan.
Namun apabila salah memilih, kaca film justru dapat mengganggu kenyamanan pengendara. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan pengendara adalah menggunakan kaca film yang terlalu gelap sehingga mengurangi jarak pandang.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, ada baiknya pemilik kendaraan memilih kaca film yang tepat agar berkendara menjadi nyaman dan aman. Berikut tips memilih kaca film yang tepat untuk mobil seperti dilansir Garda Oto.
1. Mengetahui tingkat kegelapan yang pas
Kaca film yang gelap dapat membuat kendaraan terasa lebih aman dikarenakan tidak dapat dilihat dari luar. Namun, apabila terlalu gelap tentunya dapat mengganggu keselamatan pengendara dikarenakan memengaruhi jarak pandang.
Karena itu disarankan untuk memilih jenis kaca dengan tingkat kegelapan maksimal 40 persen. Tingkat kegelapan tersebut memungkinkan pengendara memiliki jarak pandang cukup jauh di siang hari dengan jarak visibilitas minimal 500 meter ke depan.
2. Dari dalam harus terlihat terang
Kaca film yang aman harus tetap terlihat terang dari dalam mobil. Beberapa jenis kaca film tampak gelap baik dari dalam maupun luar mobil. Kondisi ini tentunya dapat mengganggu pandangan pengendara terutama pada malam hari.
3. Memilih kaca film dengan jenis perlindungan UV 400
Salah satu fungsi utama kaca film adalah menahan panas matahari. Untuk itu, disarankan memilih kaca film yang memiliki perlindungan UV 400.
UV 400 mampu melindungi kulit dari panasnya sinar matahari. Fitur perlindungan UV 400 dapat menolak sinar matahari hingga 99 persen.
4. Pilih kaca film dengan layanan purna jual terbaik
Agar kaca film dapat digunakan lebih lama, pilih kaca film yang memiliki kualitas penjualan yang baik.
Kualitas penjualan yang baik meliputi garansi pelayanan terhadap perubahan warna, pengelupasan, keretakan, delaminasi atau demetalisasi yang dapat disebabkan oleh kesalahan manufaktur bahan atau instalasi.
Penulis: Khema Aryaputra
Advertisement