Liputan6.com, Washington DC - Pada 21 November 1985, seorang anggota intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditangkap lantaran membocorkan rahasia negara ke Israel. Rahasia tersebut terkait kebijakan Negeri Paman Sam di kawasan Timur Tengah.
Analis intelijen bernama Jonathan Jay Pollard tersebut dibekuk Biro Investigasi Federal AS (FBI) dibekuk bersama sang istri, Anne, saat hendak menuju Kedutaan Besar Israel untuk meminta suaka. Demikian seperti dikutip dari Politico, Senin (21/11/2016)
Pollard kemudian ditahan dan menjalani proses hukum. Jaksa Federal AS mendakwa Pollard telah membocorkan informasi rahasia AS yang sangat penting. Jaksa merekomendasikan bahwa agen itu bisa mendapat keringanan hukuman jika mengaku bersalah.
Baca Juga
Advertisement
Namun demikian, hakim Distrik AS, Aubrey Robinson Jr menolak rekomendasi jaksa dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Pollard. Sementara Anne, sang istri, divonis penjara 5 tahun dan pada akhirnya wanita itu dibebaskan lebih cepat karena sakit. Anne kemudian bermigrasi ke Israel.
Pollard terpaksa bercerai dengan Anne lantaran ia harus menjalani hukuman penjara seumur hidup di Lapas North Carolina hingga akhir hayatnya.
AS begitu geram dengan Pollard yang telah membocorkan rahasia negara. Di sisi lain, Pemerintah Israel memberikan penghargaan kewarganegaraan kepada Pollard. Para petinggi Israel menegaskan hukuman terhadap Pollard tak berdasar, untuk pembocoran rahasia ke Israel yang dianggap sudah menjadi negara sahabat.
Pada tahun 2011, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan permintaan ke Gedung Putih agar meninjau kembali hukuman terhadap Pollard. Tapi Gedung Putih menolaknya. Selanjutnya, 18 senator dari AS dan Israel mengirim surat ke Obama untuk peninjauan kembali.
Dan pada akhirnya, Pollard mendapat pembebasan bersyarat. Ia menghirup udara segar alias bebas pada 21 November 2015. Pollard kemudian bermigrasi ke Israel.
Sejarah lain mencatat pada 21 November 1886, ahli astronomi Amerika Serikat Lewis A. Swift menemukan galaksi NGC 35. 21 November 1996, Terjadi sebuah ledakan di sebuah toko sepatu di Puerto Riko yang menewaskan 33 orang.