Idham Azis Masih Pimpin Tim Teknis Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Kapolri Jenderal Idham Azis memastikan, tim teknis masih terus bekerja mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 19:36 WIB
Kabareskrim Komjen Idham Azis memberi hormat saat bersiap menjalani Uji Kepatutan dan Kelayakan (fit and propers test) di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Idham Azis merupakan calon tunggal Kapolri yang ajukan Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Idham Azis mengungkapkan, dirinya masih memimpin tim teknis untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Dia mengatakan, masih menjabat sebagai kabareskrim karena belum ada penggantinya.

Hal itu menanggapi pernyataan anggota Komisi III Arsul Sani yang meminta Idham memberikan perhatian khusus terhadap kasus penyerangan Novel Baswedan.

"Kebetulan saya masih kabareskrim, belum ada pengganti saya, masih diproses di Wanjakti, sehingga saya yakinkan kita terus bekerja dan bekerja," kata Idham saat rapat kerja bersama Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Idham memastikan, tim teknis masih terus bekerja. Mantan Kapolda Sulawesi Tengah ini pun meminta, didoakan agar tim yang sedang bekerja mendapatkan temuan yang signifikan.

"Saya berharap minta doa restu, mudah-mudahan waktu yang tak lama lagi akan ada perkembangan dan temuan yang signifikan, sehingga kita bisa secepatnya mengungkap," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Membebani Polri

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi bersama Wadah Pegawai melakukan aksi tutup mulut di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/3). Mereka memperingati peringatan ke-700 hari penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sebelumnya, Komisi III meminta Kapolri Jenderal Idham Azis memberi perhatian lebih soal perkembangan kasus penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Anggota Komisi III Arsul Sani berharap Kapolri dapat memberikan progres kelanjutan kasus Novel.

"Novel kasus membebani Polri dan menimbulkan prasangka terlalu jauh bagi polri. Saya harap ada progres yang bisa di-update terus menerus," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (20/11).

Arsul berharap ada perhatian khusus terhadap kasus yang sudah terjadi dua tahun lebih itu. "Kami harap jadi atensi khusus Kapolri," ucapnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya