Jokowi: Banyak Orang Kaya Berkat Tambang

Jokowi mengaku masih menemukan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam pertambangan yang belum ramah lingkungan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Nov 2019, 19:20 WIB
Presiden Jokowi saat acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, di Plenary Hall JCC. Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri penganugerahan untuk perusahaan tambang di Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan oleh Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Minning Association (IMA).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan, ‎banyak orang kaya di dunia bahkan di Indonesia merupakan pelaku usaha dari‎ sektor pertambangan. Dia pun menyebut pengusaha tambang yang hadir merupakan orang kaya.

"Tidak hanya di dunia, di Indonesia juga orang-orang kaya berasal dari pertambangan. Jadi yang hadir di sini juga orang kaya karena berasal dari pertambangan," kata Jokowi, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Jokowi mengaku masih menemukan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam pertambangan yang belum ramah lingkungan.

‎"Saya lihat masih banyak kerusakan lingkungan akibat penggunaan SDA yang begitu cepat," ujarnya.

Dia pun mengingatkan, agar pelaku usaha sektor pertambangan menerapkan manajemen menambang yang ramah lingkungan, sehingga kerusakan alam akibat kegiatan penambangan bisa diminimalisir‎.

"Saya ingin ingatkan bahwa tambang ini berasal dari SDA yang tidak bisa kita perbarui. Sehingga, sekali lagi, penggunaan dan manajemen harus ramah lingkungan. Saya minta kita jaga kerusakan lingkungan akibat eksplorasi yang begitu banyak di negara kita," tandas Jokowi.


Bertemu Delegasi Jepang, Jokowi Bahas Proyek Gas Masela

Seorang melintas di depan layar peta usai pertemuan antara Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli dengan perwakilan masyarakat Maluku di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Pertemuan membahas Blok Masela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Japan Indonesia Association (Japinda) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Fukuoda di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan, Jokowi membahas proyek blok gas Masela.

Jokowi menyampaikan perancangan serta pembebasan lahan proyek Masela sedang dipersiapkan. Proyek tersebut ditargetkan mulai berjalan pada 2022 dan akan selesai pada 2027. 

“Kemudian terkait dengan program pengembangan Masela, Bapak Presiden mengharapkan bahwa ini bisa dipercepat. Fukuoda mengatakan bahwa dia menjadi saksi bahwa ini diharapkan bisa ditingkatkan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, Rabu (20/11/2019).

Selain itu, Jokowi menyinggung perlunya peningkatan kerja sama Indonesia-Jepang di sektor agro industri dan sanitary technology. Jokowi juga ingin kedua negara meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.

Kepada delegasi Japinda, Jokowi menekankan perlunya kerja sama sumber daya manusia (SDM) dan teknologi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menginginkan Japinda membuat kerangka kerja untuk kerja sama tersebut.

“Fukuoda mengatakan ini akan ditugaskan kepada duta besar untuk berkomunikasi dengan kementerian terkait,” imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya