IHSG Berpeluang Menguat Menanti Putusan Suku Bunga BI

Investor akan cenderung wait and see jelang penetapan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

oleh Bawono Yadika diperbarui 21 Nov 2019, 06:31 WIB
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dua analis sepakat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menghijau di pasar saham hari ini.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengungkapkan, investor akan cenderung wait and see jelang penetapan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Kendati begitu, secara teknikal rentang pelemahan memang sudah sangat terbatas. Sebabnya, indeks berpeluang rebound dalam jangka pendek.

"Pergerakan masih cukup terbatas ditekan oleh ketidakpastian dari sentimen global. Tetapi IHSG berpotensi menguat di 6.130-6.173," tuturnya Kamis (21/11/2019).

Melanjutkan, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai Bank Indonesia akan menahan suku bunga 7day repo rate di level 5,0 persen.

Dari global, kekhawatiran baru bagi pasar kesepakatan fase pertama antara Amerika Serikat-China akan semakin jauh. Saat ini pasar juga akan cenderung wait and see jelang rilis risalah dari pertemuan Fed.

"Di tengah kondisi ini, kami masih meproyeksi IHSG akan bergerak melanjutkan penguatannya dengan support 6125-6200," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saham Pilihan

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masih menarik secara teknikal diantaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Kemudian saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), serta saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya