Liputan6.com, Kudus - Kegagalan sang kakak menjadi motivasi Dhiva Violya Marante untuk mendapat beasiswa dari Audisi Umum Bulu Tangkis 2019. Dia berharap lolos seleksi dan masuk PB Djarum.
Dhiva merupakan salah satu dari 134 anak yang tampil di putaran final di GOR Jati, Kudus, pada 20-22 November. Tampil di nomor U11, bocah asal Manado itu mengantongi tiket putaran final audisi umum usai seleksi di Surabaya.
Advertisement
“Kakaknya mencoba, maka dia juga ingin menjajal. Dhiva mulai ikut bermain bulu tangkis setelah melihat kakaknya bertanding,” ungkap sang ibu, Meike Mugama, di hadapan media.
Kakak Dhiva, Dhira Flandyna Marante, mengikuti audisi umum pada 2017 dan 2018. Dia tidak terpilih tahun 2017 meski memenangkan seluruh pertandingan.
“Dhira sampai menangis di lapangan mendengar keputusan panitia kala itu,” cerita Meike.
Menabung Sendiri
Meike mengungkapkan pengorbanan orang tua untuk mendukung kedua putrinya masuk PB Djarum. Terlebih hanya sang ayah yang memiliki penghasilan tetap.
“Seperti kita tahu biaya selalu jadi masalah. Bapaknya karyawan swasta. Saya berjualan warung kecil,” ungkap Meike.
“Khusus Dhiva, saya sengaja menabung sendiri untuk mendukungnya. Dengan begitu tidak membebani ayahnya,” sambung Meike.
Advertisement
Bertanding dalam Kondisi Sakit
Dhiva berlatih keras menyambut audisi umum. Setelah mengasah kemampuan rutin sore hari pada Senin-Sabtu, dia mengajukan izin absen sekolah sebulan dan fokus berlatih.
Padahal prestasi Dhiva di sekolah sangat bagus. Dia sering menempati peringkat satu di kelas. Namun, akibat sering tidak masuk, gurunya mengurangi nilai. “Saya memilih bulu tangkis ketimbang sekolah,” kata gadis yang mengidolai Liliyana Natsir itu.
Dengan pengorbanan itu, Dhiva tidak membiarkan penyakit menghalanginya memburu tempat di PB Djarum. Dia menjalani hari pertama putaran final dalam kondisi sakit.
“Dhiva agak batuk karena alergi makan rambutan dan mangga,” pungkas gadis kelahiran 10 Oktober 2010 itu.