Liputan6.com, Jepang - Perusahaan aplikasi pesan instan Line Corporate menegaskan komitmennya untuk berfokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial intelligence, AI). Chief Technology Officer (CTO) Line Corp, Euivin Park menegaskan pengembangan kecerdasan buatan salah satunya bakal difokuskan pada produksi di bidang teknologi finansial.
"Tahun ini ada dua puluh layanan baru, kami mempunyai tema Life on Line. Salah satu dari visi tersebut, yaitu fokus mengembangkan layanan finansial. Ini bagian dari mempermudah berbagai permasalahan yang selama ini terjadi di masyarakat," ujar Euivin saat menyampaikan paparannya dalam acara Line Dev Day 2019, di Grand Nikko Hotel, Daiba, Tokyo, Rabu (20/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Salah satu produk teknologi finansial yang telah diluncurkan di negara asalnya Jepang yaitu Line Pay. Produk keuangan itu merupakan layanan kartu kredit yang mengintegrasikan kartu dan Line Pay, sehingga pelanggan dapat melakukan transaksi pembayaran melalui ponsel pintar.
Khusus kerja sama ini, Visa World Wide Japan Co. Ltd. (Visa) telah menyetujui untuk mengeluarkan kartu kredit melalui kolaborasi dengan Orient Corporation (Orico) dan Line Pay.
Sebelum itu, Line Pay sebenarnya sudah beroperasi di Indonesia dengan menggandeng e-cash Mandiri. Namun layanan itu terhenti ketika LinkAja, aplikasi pembayaran besutan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mulai beroperasi. Namun, Line Indonesia justru menyebut penutupan layanan tersebut karena perusahaan tengah mengembangkan teknologi finansial sendiri.
Utamakan Privasi Pengguna
Selain fokus pada bidang tersebut, Euivin mengatakan, Line juga berkomitmen menempatkan privasi pengguna sebagai salah satu faktor utama dalam pengembangan teknologi dan layanan baru, terutama terkait kecerdasan buatan (AI).
"Dalam pengembangan, kami selalu mengusung dua prinsip, yaitu privasi sebagai yang utama, dan hindari data silos. Dan kami juga secara aktif telah menggunakan AI di berbagai layanan kami," ujar Euivin.
Untuk urusan keamanan privasi pengguna, dia menegaskan hal tersebut menjadi salah satu yang paling dia utamakan. Namun dia menyebut ada sejumlah hambatan, salah satunya yaitu integrasi pengembangan data.
"Umumnya data yang dibutuhkan untuk menghadirkan layanan yang baik ini berasal dari berbagai sumber penyimpanan dan menggunakan sistem atau pemprograman berbeda. Hambatannya, (semua itu) sulit untuk diintegrasikan dan menyebabkan risiko besar," ucap dia.
Advertisement
Unified Self Service Data Platform
Guna mengatasi hal ini, Eiuvin mengaku tengah mengembangkan platform bertajuk Unified Self Service Data Platform. Program ini menawarkan bantuan menyoal tata kelola data, sehingga pengembang dapat lebih mudah memperoleh data yang dibutuhkan agar dapat terintegrasi dengan mulus.
Dalam paparannya, Euivin mengaku Line juga mengumumkan produk terbarunya, yaitu aplikasi Line Mini, ini merupakan API yang dapat dimanfaatkan pengembang untuk menciptakan produk karya mereka, salah satunya chatbot, dan memungkinkan pengembang untuk saling berkolaborasi.
"Aplikasi Line Mini merupakan bagian dari bisnis AI milik Line, yaitu Line Brain," kata dia.
Euivin menyebut pesan utama yang ingin disampaikan Line pada gelaran Line Developer Day 2019 ini tidak jauh berbeda dari gelaran tahun sebelumnya. Dia menekankan pentingnya pengembangan kecerdasan buatan bagi kepentingan masyarakat.
"Line tidak hanya terfokus pada bitcoin seperti tahun lalu, dan lebih menekankan pada faktor lain terkait teknologi seperti privasi dan infrastruktur," kata dia.