Jelang Kunjungan Paus Fransiskus ke Jepang, Aliran Kristen Tersembunyi Jadi Sorotan

Paus Fransiskus, dalam rangka perjalanan tur Asia-nya akan mengunjungi Jepang. Rencananya, ia akan berbicara mengenai aliran 'Kristen Tersembunyi' yang ada di sana.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Nov 2019, 18:04 WIB
Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba di Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Bangkok, Thailand, Rabu (20/11/2019). Paus mengunjungi Thailand untuk meningkatkan moral minoritas Katolik dan berbicara tentang perdagangan manusia serta perdamaian. (AP Photo/Manish Swarup)

Liputan6.com, Tokyo - Paus Fransiskus saat ini telah berada di Thailand dalam rangkaian turnya ke Asia. Ia tiba pada Rabu 20 November sebelum nantinya akan mengunjungi Jepang pada 23 November mendatang. 

Dalam kunjungannya ke Jepang, salah satu topik terhangat yang menjadi perhatiannya adalah kepercayaan 'Kristen Tersembunyi' atau dalam bahasa Jepang disebut 'Kakure Kirishitan'. Media lokal serta media asal Perancis pun akan ikut meliput hingga ke Nagasaki karena tak mau ketinggalan untuk menyoroti pendapat Paus Fransiskus terhadap isu tersebut.

Kepercayaan 'Kristen Tersembunyi' dapat dikatakan 'unik' lantaran menggabungkan agama Buddha, Kristen dan Shinto. Tak hanya itu, ritual keagamaannya pun menggabungkan budaya Latin, Portugis serta Jepang. 

Tahun lalu, 12 lokasi terkait kepercayaan 'Kristen Tersembunyi' telah ditunjuk sebagai situs warisan dunia UNESCO. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Khawatir Akan Sirna

Ilustrasi salib Paskah. (Sumber Pixabay/geralt untuk ranah publik)

Masaichi Kawasaki (69), seorang penganut kepercayaan 'Kristen Tersembunyi' menyampaikan kekhawatirannya terhadap kepercayaannya yang mungkin akan sirna. Ia merupakan salah satu dari anggota yang semakin kian menyusut. 

Kawasaki juga merupakan salah satu keturunan yang mempertahankan iman mereka secara rahasia selama berabad-abad lamanya dari penganiayaan. 

Kepercayaan tersebut kemungkinan berada di ambang kepunahan lantaran banyaknya orang muda yang telah meninggalkan daerah pedesaan, di mana iman dipertahankan. 

"Saya khawatir apa yang leluhur saya usahakan secara keras untuk melestarikan akan hilang, tetapi itu adalah tren zaman," ujar Kawasaki. 

"Saya memiliki seorang putra tapi tidak mengharapkan dia untuk melanjutkan. Memikirkan ini akan hilang sangat lah menyedihkan," tambahnya.

Cara Kawasaki berdoa adalah di depan altar, diapit oleh orang lain yang berdoa secara Buddha kepada Shinto. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya