Liputan6.com, Jakarta Pukul 09.00 WIB gempa bumi berkekuatan 8,7 magnitudo yang berpotensi tsunami mengguncang Cilegon dan sekitarnya. Banyak bangunan pabrik dan perkantoran di Kawasan Industri Krakatau yang rubuh dan rusak akibat gempa yang terjadi. Melihat gentingnya keadaan di Kawasan Industri Krakatau, Korlap KERT menghimbau kepada seluruh perusahaan untuk melakukan evakuasi mandiri ke titik evakuasi dengan berjalan kaki. Setelah tiba di titik evakuasi, masing-masing koordinaor perusahaan melakukan pengecekan dan penghitungan karyawannya dan melaporkan kondisi perusahaan kepada Korlap KERT.
Pukul 10.15 WIB tsunami setinggi 4 meter menghantam daratan sejauh 200 meter. Setelah BMKG menyatakan tsunami telah berakhir dan kondisi dinyatakan aman, Korlap KERT memerintahkan Satgas Damkar dan Satgas Medis melakukan pemadaman api dan penyelamatan korban yang masih ada di kawasan industri. Setelah korban di evakuasi dan menerima laporan dari seluruh satgas, Korlap KERT menyatakan Kawasan Industri Krakatau aman, dan semua itu merupakan bagian dari kegiatan simulasi tanggap darurat gempa bumi dan tsunami di Kawasan Industri Krakatau.
Advertisement
Seperti yang diketahui bersama, Kawasan Industri Krakatau yang merupakan tempat pelaku industri beraktivitas setiap harinya terletak berdekatan dengan Selat Sunda. Selat yang merupakan penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh selat lainnya yaitu terdapat gunung vulkanik aktif atau yang biasa kita kenal dengan nama Gunung Anak Krakatau.
Pada tanggal 22 Desember 2018, merupakan hari dimana bencana yang tidak pernah diduga itu terjadi. Musibah yang menelan lebih dari 400 nyawa tersebut, sedikit banyak menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri yang beroperasi di lingkungan yang relatif dekat dengan Gunung Anak Krakatau.
Sehingga, Pada Selasa, 19 November 2019 PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC) diselenggarakan acara Krakatau Emergency Response Team Drill (KERT) dengan tema Evakuasi Mandiri Gempa Bumi dan Tsunami sebagai salah satu langkah penting dalam upaya mengedukasi lingkungan terutama pekerja industri dalam menghadapi dan mengantisipasi musibah yang bisa terjadi kapan saja.
Diikuti oleh kurang lebih 39 tenant Kawasan Industri Krakatau, simulasi diawali dengan kegiatan Tepat Tanggap Darurat di masing-masing tenant dan dilanjutkan dengan kegiatan evakuasi mandiri seluruh karyawan tenant menuju titik evakuasi yang bertempat di lapangan Sub Sektor Grogol. Harapan kami, dengan diselenggarakannya kegiatan ini seluruh pekerja di Kawasan Industri Krakatau dapat mengetahui dan mampu mempraktekan cara-cara evakuasi mandiri yang diperlukan pada saat terjadi keadaan darurat.
“Kegiatan simulasi ini merupakan program tahunan kita yang kita agendakan sebagai wujud antisipasi terhadap area Kawasan Industri Krakatau yang berada di area pantai dan dekat dengan gunung berapi,” ujar Direktur Operasi dan Komersial PT KIEC, Iip Arief Budiman.
Iip melanjutkan dengan kegiatan simulasi ini pihaknya ingin memberikan edukasi kepada masyarakat, baik itu masyarakat industri maupun masyarakat luas mengenai cara mengantisipasi dan meminimalisir korban ketika terjadi bencana.
“Sebelum acara ini kita juga sudah melaksanakan Seminar Kebencanaan pada bulan Agustus lalu, tindak lanjutnya kita wujudkan hari ini,” tutupnya.
Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD, Ahmad Mafrud mengatakan pihaknya terbantu, terlebih dalam penerapan SOP kebencanaan perusahaan yang tidak jauh berbeda dengan BPBD khususnya dalam upaya meminimalisir korban.
“Atas nama perintah dan masyarakata Kota Cilegon, kami mengapresiasi KIEC yang sudah melaksanakan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami. Dengan ini kita semua melatih ketanggapan kita dalam mengahadapi keadaaan darurat, sehingga ketika hal yang tidak diinginkan itu terjadi kita semua tidak panik dan mampu melakukan hal-hal penting yang diperlukan,” tutupnya.
(*)
Baca Juga