Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) saat ini tengah terlilit masalah keuangan. Masalah ini bermula akibat manajemen terdahulu yang salah menaruh investasi ke saham-saham 'gorengan'.
Terkait hal itu, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah menyatakan saat ini pihaknya tidak dapat berkomentar lebih detail terkait kondisi Jiwasraya.
Baca Juga
Advertisement
Dia menyebutkan saat ini Jiwasraya tengah dalam proses penyembuhan.
"Ini sudah disampaikan, Jiwasraya saat ini sedang proses penyehatan. Sudah ada sinergi pemegang saham dengan manajemen, apalagi kan pemegang sahamnya pemerintah," kata Nasrullah saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (21/11).
Jiwasraya, kata dia, saat ini mulai dilirik oleh investor. Hingga saat ini sudah ada 3 calon investor asing yang menunjukan ketertarikannya untuk ikut menyehatkan perusahaan tersebut melalui anak usahanya yaitu Jiwasraya Putra.
"Nanti pengertiannya mayoritas itu investasi strategis untuk anak usaha yang baru. Pengembangan dibutuhkan kapasitas modal hingga infrastruktur," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Direksi Terus Putar Otak
Sebelumnya, Manajemen baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mulai angkat suara terkait kondisi terkini perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia tersebut.
Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasangko mengakui, saat ini perseroan memang tengah menghadapi 2 persoalan serius mulai dari seretnya likuiditas perseroan, hingga pada defisit kecukupan modal berdasarkan risiko perusahaan asuransi atau risk base capital (RBC).
"Yang harus digarisbawahi bahwa Kami beserta pemegang saham akan terus mencari solusi untuk 2 masalah tadi, dan berjuang untuk nasabah. Jadi Kami percaya bahwa para nasabah akan bersabar ketika mengetahui apa yan sedang dilakukan manajemen bersama pemegang saham," ujar Hexana saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa siang (19/11).
Advertisement
Butuh Dana Segar
Seperti diketahui, mengacu pada bahan paparan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR/MPR pekan lalu, manajemen baru Jiwasraya sedang membutuhkan dana segar untuk menutup defisit likuiditas perusahaan, pasca kesalahan penempatan portofolio investasi yang dilakukan manajemen lama, di bawah pimpinan Hendrisman Rahim dan Hary Prasetyo.
Sebagai siasat demi memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, manajemen baru bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham Jiwasraya telah merancang 5 skenario penyelamatan mulai dari: pencarian investor strategis untuk Jiwasraya Putra, pembentukkan Lembaga Penjamin Polis (LPP), pembentukan holding BUMN sektor keuangan hingga merilis produk-produk asuransi dengan menggandeng perusahaan reasuransi atau financial reasuransi (Finre).
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com