Manfaatkan Urin Kelinci Sebagai Pupuk Tanaman

Di tiap kandang sudah dipasang semacam pipa untuk menampung urin yang dialirkan ke sebuah kotak besar dan nantinya digunakan sebagai pupuk tanaman.

oleh Henry Hens diperbarui 22 Nov 2019, 05:02 WIB
Kelinci di The Learning Farm di Cianjur, Jawa Barat. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Kelinci termasuk hewan yang menggemaskan dan dipelihara banyak orang. Di balik tampilannya yang lucu, ada satu fakta menarik mungkin tidak diketahui banyak orang tentang kelinci.

Urin atau air seni hewan yang suka makan wortel ini ternyata bisa dijadikan pupuk tanaman. Urin kelinci bisa dimanfaatkan sebagaii pupuk cair bagi semua jenis tanaman. Hal itu diungkapkan Kaskul, salah seorang staf The Learning Farm (TLF), di kawasan Cianjur, Jawa Barat, 14 November 2019. 

"Jadi, urin kelinci yang sudah kita kumpulkan dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti batang pohon pisang yang sudah dicacah dan keong sawah," terang Kaskul.

Penambahan bahan tersebut dipercaya ampuh memperkaya kandungan nutrisi pada pupuk. Menariknya lagi, proses pembuatan pupuk cair memakai teknik fermentasi. Campuran urin, batang pohon pisang, dan keong sawah tadi harus diletakkan di wadah tertutup seperti drum selama kurang lebih satu minggu--satu bulan.

Demi mengumpulkan urin kelinci, di tiap kandang sudah dipasang semacam pipa untuk menampung urin yang dialirkan ke satu tempat, yaitu sebuah kotak besar untuk menampung urin.

Sementara itu, durasi proses fermentasi disesuaikan dengan jumlah urin yang akan diolah. Mengakali bau tak sedap, biasanya ditambahkan potongan jahe dan kunyit.

Hal itu juga dilakukan untuk semua proses pembuatan pupuk organik di The Learning Farm, sehingga tidak ada pupuk yang berbau menyengat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Banyak Nutrisi dan Melawan Bakteri

Program Petani Muda Bango di The Learning Farm. (Liputan6.com/Henry)

"Sebelum proses fermentasi, urin dicampur dengan bio starter atau semacam ragi. Selain itu, drum juga harus dibuka sedikit setiap hari," terang Kaskul.

"Kalau tidak dibuka atau dibiarkan tertutup terus, dikhawatirkan bisa meledak. Proses fermentasi dilakukan sampai ada wangi khas tapai. Kalau sudah ada, berarti pupuk sudah bisa digunakan," ujarnya menambahkan.

Menurut Kaskul, pupuk organik berbentuk cairan termasuk yang terbaik kualitasnya. Selain lebih praktis untuk digunakan, pupuk cair mengandung banyak nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan bisa melawan bakteri pembusuk pada tanaman.

Hal itu termasuk dalam materi pelajaran untuk para peserta Program Petani Muda (PPM) 2019. Mereka dididik di pusat pelatihan Rumah TLF di Kampung Rawa Benceuh, Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat.

Program ini bertujuan memberdayakan generasi muda untuk jadi anggota masyarakat yang independen, berkontribusi. dan bertanggung jawab melalui program residensi pertanian. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya