Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk pemuda asal Papua, Gracia Billy Mambrasar sebagai salah satu staf khusus dari kalangan milenial. Billy berkomitmen akan mengajak Jokowi untuk membangun Indonesia dari tanah Papua.
"Saya berkomitmen ke Pak Presiden. Pak mari kita bangun Indonesia dari Papua. Selama ini membangun Papua dari Indonesia, sekarang membangun Indonesia dari Papua. Itu narasi yang akan kita usung," kata Billy di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Advertisement
Selain itu, dia menyatakan akan membantu Jokowi bekerja membuat sistem pemerintahan yang lebih efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi.
Billy sendiri mengaku sudah 9 tahun fokus melatih anak-anak muda menjadi enterpreneur.
"Saya akan membawa pengalaman saya untuk membantu presiden dan pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital dan mengurangi digital divide. Jadi itu suasana berbeda yang akan kita bawa," jelasnya.
Billy merupakan pemuda asal Papua yang mendapatkan beasiwa di Universitas Oxford. Di usia 31 tahun, dia juga mengenyam pendidikan S3 di Universitas Harvard.
"Billy talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan bisa berkontribusi dengan gagasan inovatif CEO Kitong Bisa," ucap Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dapat Pekerjaan Bergengsi
Lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan bergengsi mungkin menjadi impian banyak mahasiswa. Akan tetapi, tidak dengan Billy.
Lulus kuliah di ITB, Billy langsung mendapatkan pekerjaan bergengsi di salah satu perusahaan minyak dan gas asal Inggris.
Namun saat itu, hatinya gelisah meskipun mendapat gaji fantastis dan fasilitas yang memadai. Keputusannya bulat. Ia memilih mengurus yayasan yang memfokuskan pada pendidikan anak-anak Papua, Kitong Bisa. Yayasan itu didirikan pada 2009.
Kitong Bisa mempunyai arti kita bisa, dengan kata lain semua anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga miskin.
Melalui Kitong Bisa, Billy ingin memberikan akses pendidikan untuk anak-anak tidak mampu, khususnya di Papua dan Papua Barat. Sejumlah pelatihan keterampilan juga diselenggarakan.
Saat ini, Kitong Bisa melalui usaha sosialnya, mengoperasikan sembilan pusat belajar dengan 158 relawan dan 1.100 anak.
Sekitar 20 di antara anak didiknya menempuh ilmu di sejumlah perguruan tinggi ternama dunia. Lainnya, ada yang menjadi pengusaha dan juga bekerja di sejumlah perusahaan.
"Saya melihat kompleksitas pendidikan dan juga akses pendidikan masih menjadi kendala di Papua, oleh karenanya kami fokus dalam pembangunan SDM. Hal ini sesuai juga dengan komitmen Presiden Jokowi dalam membangun SDM," ucap Billy.
Advertisement