Jembatan dan Kambing di Desa Canggih Banyumas Ini Dipasang QR Code

Pelayanan publik di desa terpencil ini sangat cepat. Ini setelah desa ini menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) untuk pelayanan dokumen kependudukan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Nov 2019, 15:00 WIB
QR Code untuk mengidentifikasi koleksi museum, aset desa hingga kambing milik kelompok ternak di Desa Dermaji, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Menilik lokasinya, Dermaji bisa disebut desa terpencil. Namun, boleh juga Dermaji disebut sebagai desa canggih, menyusul inovasi Desa Demit yang merupakan akronim dari Desa Dermaji Melek Informasi dan Teknologi.

Lokasinya berada di pegunungan dan dikungkung hutan. Letaknya pun jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas, yaitu di Purwokerto.

Namun jangan salah, pelayanan publik di desa terpencil ini sangat cepat. Ini setelah desa tersebut menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) untuk pelayanan dokumen kependudukan.

Dengan SID ini, layanan untuk pembuatan dokumen kependudukan bisa dipersingkat. Petugas cukup mengklik Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setelah itu, secara otomatis blanko dokumen kependudukan terisi oleh sistem.

SID ini adalah upaya untuk memberikan layanan yang baik dan cepat. SID akan mempermudah petugas, sekaligus masyarakat yang memerlukan dokumen kependudukan tersebut. Seluruh layanan, tak sampai lima menit.

"Ini adalah cara kita untuk membangun tata kelola yang lebih baik. Dari situ, dukungan dari masyarakat akan lebih banyak lagi dan lebih baik lagi," ucap Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho.

Sementara ini, penggunaan SID masih terbatas pada layanan dokumen kependudukan. Akan tetapi, dia pun mengklaim kini tengah mengembangkan aplikasi kesehatan dan sumber daya alam bekerja sama dengan komunitas pengembang IT.

Karenanya, kini dokumen kesehatan masih menggunakan database di Google Docs. Pemdes Dermaji menggandeng komunitas IT untuk mengembangkan aplikasi khusus kesehatan.

Bukti bahwa desa terpencil ini adalah desa yang kekinian, Pemdes Dermaji memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mengabarkan pembangunan, sekaligus transparansi keuangan desa. Tentu, ini di luar website resmi desa yang sudah lama aktif.

Simak video pilihan berikut ini:


QR Code untuk Identifikasi Aset Desa dan Hewan Ternak

Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho di Museum Naladipa, Dermaji, Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Kesan bahwa Dermaji merupakan Desa Canggih kini semakin tampak dengan pemanfaatan Quick Response atau QR Code. Pemdes kini mulai memanfaatkan teknologi QR Code untuk memperluas pengetahuan masyarakat mengenai sebuah aset desa.

Pemasangan QR code dilakukan untuk aset desa, seperti jembatan, jalan, gedung pemerintahan, PAUD, hingga koleksi museum desa. Dengan teknologi ini, masyarakat akan mudah mengetahui informasi sekitar aset desa. Misalnya, kapan dibangun dan berapa anggarannya.

Dia yakin, keterbukaan informasi publik itu akan membuat masyarakat lebih merasa memiliki aset desa. Dengan demikian, masyarakat akan turut menjaga aset desa yang juga dibangun dengan uang rakyat.

"Misalkan di jembatan, jembatan ini dibangun kapan, sejarahnya bagaimana, berapa anggarannya saat dibangun. QR Code yang tertempel di jembatan, saat dipindai langsung terkoneksi dengan website desa," dia menerangkan.

Selain aset desa, sebelumnya Pemdes juga telah menerapkan QR Code untuk koleksi museum Naladipa. Hanya dengan memindai koleksi museum, maka deskripsi mengenai koleksi itu akan muncul melalui website desa Dermaji.

Kini Pemdes berencana memasang QR Code untuk kambing milik kelompok ternak yang ada di Desa Dermaji. Kambing-kambing itu akan dipasang QR Code sehingga jelas riwayatnya.

Bayu bilang, QR Code akan memastikan riwayat kambing. Misalkan, kapan dilahirkan garis keturunan indukan betina dan pejantan. Silsilah yang jelas ini diyakini akan membuat kambing bisa berharga tinggi.

Terlebih, kini Dermaji tengah menggenjot ternak kambing ras unggul, Peranakan Etawa (PE). Indukan dipastikan berkualitas dan harapannya melahirkan bibit-bibit yang juga baik.

"Tiap tahun kita mengadakan festival kambing. Ini adalah bentuk penghargaan untuk peternak yang sudah merawat kambing dengan sangat baik," dia menjelaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya