Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, menjelaskan bahwa pihaknya belum memberikan pernyataan apapun soal kabar penusukan suporter usai laga Malaysia vs Timnas Indonesia pada laga Kualifikasi Grup G Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Bukit Jalil, Selasa 19 November 2019 lalu.
Sebelumnya, dikabarkan bentrok antar-suporter pecah usai laga duel Malaysia Vs Timnas Indonesia. Buntutnya, sebanyak 41 suporter sempat ditahan usai duel yang dimenangi tuan rumah dengan skor 2-0.
Advertisement
Harian Metro melansir, ada sekitar 14 suporter Indonesia yang ditahan kepolisian setempat. Sisanya 27 orang pendukung tuan rumah juga diamankan aparat.
"Saya belum kasih pernyataan apapun ke media," ujar Ketua Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Yusron B Ambary ketika dikonfirmasi Antara di Kuala Lumpur, Jumat (22/11/2019)..
Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat, juga membenarkan tidak adanya peristiwa penusukan suporter Timnas Indonesia saat atau sebelum pertandingan.
Hoaks
Sebelumnya diberitakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia membenarkan dugaan penusukan suporter Tim Merah Putih di laga Malaysia vs Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Bukit Jalil.
Kepala Satgas Perlindungan WNI KBRI untuk Malaysia Yusron B Ambary mengatakan mendapat beberapa laporan usai Derbi Nusantara itu. Selain pengeroyokan suporter, ada juga kasus penusukan pendukung Skuat Garuda.
Terkait tersebarnya kabar meninggalnya TKI di media sosial soal kerusuhan pascapertandingan Indonesia - Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) menyatakan bahwa informasi tersebut hoaks.
Advertisement
Lapor Polisi
Sementara itu menanggapi peredaran video pengeroyokan suporter Indonesia oleh suporter Malaysia, Menpora Malaysia Syed Syaddiq mengatakan pihaknya sudah menginformasikan kepada polisi agar melakukan penyelidikan.
"Kalau ada pihak yang dipukul suruh dia lapor ke polisi. Keadilan adalah untuk semua. Tidak hanya untuk Indonesia dan Malaysia," katanya melalui Twitter.(Ant)