Liputan6.com, Jakarta - Akram Ramadan Misrawi pria asal Singapura berusia 23 tahun ini menderita penyakit skeletal dysplasia, ini adalah suatu kondisi genetik yang mempengaruhi perkembangan tangan dan kaki. Kendati demikian, penyakit tersebut tidak menghalangi kecintaannya terhadap dunia olahraga, yaitu bulu tangkis.
"Sejak muda, saya telah menjadi orang yang sangat aktif, saya suka bulu tangkis karena itu membuat saya bergerak untuk menerima shuttlecock," kata Akram seperti diberitakan banyak media, Sabtu (23/11/2019).
Advertisement
"Saat saya masih muda, karena biasanya keluarga saya terutama selama liburan, akan mengundang saya bermain bulu tangkis untuk hiburan, mereka sangat mendukung, mereka adalah salah satu alasan mengapa saya bermain bulu tangkis," imbuhnya.
Jika tidak, tambahnya, saya tidak akan melakukan apa-apa di rumah, mereka tahu seberapa aktif saya. "Mereka tahu saya suka bulu tangkis, jadi mereka meminta saya untuk mencobanya,” lanjutnya.
Akram merasa olahraga bulu tangkis sudah menjadi bagian dalam hidupnya, ia seakan merasa nyaman dengan kegiatannya tersebut. Ia mulai berimprovisasi saat ingin memegang raket.
"Saya tidak bisa menahannya seperti yang dilakukan pemain normal pada sebagian besar tembakan, jadi saya harus berimprovisasi dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang saya miliki," katanya.
Bulutangkis merupakan cita-citanya sudah sejak lama, ia sangat bersemangat ketika sedang bertanding. Pada 2015 ia mulai bermain bulu tangkis secara kompetitif
"Saya suka bulu tangkis, jadi saya ingin meningkatkan keterampilan saya ke tingkat yang lebih kompetitif, daripada hanya memukul (kok) di sekitar," kata Akram.
Perjuangan Membuat Akram Bisa Mewujudkan Mimpi
Dalam hal ini Akram membutuhkan kursi roda khusus untuk olahraga, agar memudahkannya saat dia sedang bermain bulu tangkis.
"Yang paling penting dalam bulu tangkis adalah kecepatan. Tidak peduli seberapa bagus kamu bermain, (seberapa bagus) skillmu, jika kecepatanmu tidak ada, kamu tidak akan bisa mengembalikan tembakan lawanmu," ujarnya.
Kursi roda yang ia gunakan saat ini sebenarnya belum sesuai dengan kursi roda yang digunakan seperti para atlit olahraga bagi penyandang disabilitas.
"Itu lebih untuk bola basket. Ada struktur kursi roda yang berbeda, dan itu tidak cocok untuk bulu tangkis, jika Anda bergerak cepat dan tiba-tiba patah, Anda mungkin jatuh karena beratnya, ada beberapa kali di mana saya jatuh saat bermain, jadi itu sebabnya saya memutuskan untuk mendapatkan kursi baru," ujar Akram.
Tetapi, biaya yang dibutuhkan untuk membeli sebuah kursi roda khusus tidaknya murah. Hal ini menjadi kendala Akram mewujudkan mimpinya. Karena membutuhkan dana sebanyak S $ 6.000 hingga S $ 7.000
"Yang sangat bagus harganya S $ 6.000 hingga S $ 7.000, yang termurah Anda bisa dapatkan harga S $ 5.000, itu mahal, di luar keuangan keluarga saya," tambahnya.
Ia mendapat bantuan dari Mediacorp Enable Fund. Bantuan ini meringankannya untuk membeli kursi roda yang ia inginkan.
"Ini benar-benar membantu beban keluarga dan kami tidak perlu khawatir membayar uang sebanyak itu," katanya.
Akram mengatakan, ia tidak perlu khawatir lagi dengan keselamatannya saat bermain bulu tangkis. Bantuan tersebut membantunya bisa mewujudkan mimpinya menjadi pemain bulu tangkis professional.
"Saya belum benar-benar bisa berpartisipasi dalam pertandingan nasional, pertandingan besar, jadi tujuan saya dengan kursi baru ini adalah untuk unggul dalam pelatihan saya dan suatu hari berpartisipasi dalam permainan seperti Asean (Para) Games," tutup Arkam.
Annisa Suryanie
Sumber : channelnewsasia.com
Advertisement